Hasil Pilpres Iran, Harapan Baru Bagi Perdamaian di Timur Tengah

08 Juli 2024 | Author : Susanti
Foto: Anadolu Agency
Setelah memenangkan putaran kedua pemilihan presiden Iran, Masoud Pezeshkian menulis di platform media sosial X, "Saya menghubungi Anda dan bersumpah demi kehormatan saya bahwa saya tidak akan meninggalkan Anda sendirian di jalan ini"

Tolong jangan tinggalkan saya sendiri." Reformasi Moderat, seperti yang dilaporkan oleh berbagai media di seluruh dunia Tuan Pezeshkian, yang dikenal sebagai Presiden Iran, memenangkan putaran kedua pemilihan presiden Iran dengan 16.384.403 suara.

Partai yang saingannya, sapaan Saeed Jalili, berasal dari kubu konservatif, hanya memperoleh 13.538.179 suara.

Jumlah pemilih pada putaran kedua lebih dari 50 persen dari total penduduk, lebih tinggi dibandingkan jumlah pemilih pada putaran pertama yang dilaporkan hanya mencapai sekitar 40 persen dari jumlah penduduk.


Pezeshkian akan menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei lalu bersama tujuh orang lainnya.

Mantan Menteri Kesehatan pada masa pemerintahan Mohamad Khatami (2001-2005) ini juga merupakan anggota parlemen sejak 2008, serta merupakan pemimpin dari Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz, yang merupakan salah satu institusi medis terkemuka di Iran utara.

Sejumlah negara, terutama negeri sahabat Iran, seperti Rusia, dengan cepat memberikan ucapan selamat.

Kremlin, sebutan bagi Istana Kepresidenan Rusia, menyatakan Presiden Vladimir Putin telah memberikan selamat kepada Pezeshkian, serta memaparkan hubungan antara kedua negara sebagai hubungan yang bersahabat dan bertetangga baik.

Putin juga mengakui bahwa Moskow dan Teheran selama ini juga telah melakukan upaya kerja sama yang terkoordinasi dengan baik dan efektif dalam mengatasi beragam agenda internasional.

Stabilitas Regional

Putin mengutarakan harapannya pula agar terpilihnya Pezeshkian sebagai presiden juga akan memperluas kerja sama bilateral di berbagai bidang demi kepentingan menyederhanakan keamanan dan stabilitas regional.

Sementara nada positif, meski juga diwarnai rasa skeptisisme yang kental, juga datang dari negara-negara Barat. CNN menulis bahwa Pezeshkian sebagai sosok yang lebih mementingkan dialog dengan lawan-lawan Iran.

Dialog dengan lawan Iran tersebut juga dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan domestik yang selama ini dirasakan Negeri Para Mullah itu.

Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara Chatham House (lembaga wadah pemikir di London), Sanam Vakil menyatakan bahwa tentu saja terpilihnya Pezeshkian akan dapat begitu saja mengubah kebijakan Iran, tetapi Pezeshkian dinilai akan berupaya menghasilkan kondisi yang tidak terlalu represif.

Diakui bahwa kekuasaan presiden di Iran adalah terbatas, tetapi Pezeshkian dinilai akan membuat ruang untuk sejumlah kebebasan sosial, kata Vakil, sebagaimana dikutip CNN.

Senada, CNBC mengutip peneliti Center for International Policy Sina Toosi juga menyadari bahwa hasil pemilihan presiden di Iran dapat mengubah prioritas, nada, dan taktik dari kebijakan, baik domestik maupun luar negeri Iran.

Apalagi, lanjut Toosi, selama ini prinsip utama yang memandu keputusan strategis Iran sangat ditentukan oleh kerangka yang telah ditetapkan pemimpin tertinggi serta sejumlah lembaga yang sangat berpengaruh lainnya di Iran, seperti Garda Revolusi.

Untuk itu, kemenangan Pezeshkian dinilai dapat membuka jalan bagi pembaruan hubungan diplomatik dan kebijakan dalam negeri yang sedikit lebih progresif.

Namun, dengan batasan yang ada dalam struktur menyeluruh lanskap politik Iran, maka perubahan yang akan terjadi dinilai akan terjadi secara bertahap.

Meski demikian, potensi perubahan dari gaya keras menjadi lebih tidak represif seharusnya dihargai oleh berbagai pihak, terutama mereka yang pro terhadap jalan perdamaian yang abadi secara luas di kawasan Timur Tengah.

Timur Tengah Terus Membara
Bila mengingat bahwa saat ini Timur Tengah masih terus membara, dan 'bara' terakhir yang menjadi sorotan global adalah baku tembak yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon.

Dengan nada yang saling mengancam antara kedua belah pihak, terlebih dengan serangan rudal serta amunisi lainnya yang membahayakan nyawa manusia, maka banyak pihak mencemaskan akan pecahnya perang terbuka.

Sebuah hikmah tersembunyi lain juga sebenarnya bisa dipetik dari keputusan para pemilih Iran yang lebih banyak mencoblos sosok reformis demokrat dibandingkan mereka yang garis keras, adalah berarti banyak warga yang tidak menginginkan perang yang berkelanjutan dan terus-menerus.

Untuk itu, para pemilih juga pasti lebih memilih sebuah pemerintahan di Iran yang lebih stabil, terutama guna mengatasi permasalahan ekonomi dalam negeri.

Seorang warga Teheran, Hossein Imani, kepada CNN menyatakan bahwa dengan kepemimpinan Pezeshkian, maka ke depannya diharapkan berbagai sanksi yang diterapkan kepada Iran akan dapat diangkat.

Imani menyatakan bahwa bila sanksi itu akan betul-betul dapat diangkat, maka hasilnya akan lebih baik bagi kesejahteraan masyarakat Iran.

Untuk itu, dia juga merasakan adanya aura positif mengenai terpilihnya Pezeshkian sebagai presiden, asalkan memang berbagai janji yang ada benar-benar dipenuhi oleh presiden terpilih.
Baca Juga
• Sertakan Dukunga, Angelina Jolie marah karena serangan teroris di Israel
• Moment Memalukan Biden Salah Ucap, Masih Layakkah Biden Jadi Presiden AS
• Israel Kembali Bombardir Masjid di Palestina, 10 Warga Tewas
#Pilpres #Iran #TimurTengah #uniarab #internasional
20 Juli 2024
Pemerintah Batasi Pengunaan Media Soisal, Layanan Internet Terputus di Hampir Seluruh Bangladesh
10 Juni 2024
Genosida Berlanjut di Gaza Tengah
01 Juni 2024
27 Imigran Rohingya di Kamp Aceh Barat Dikabarkan Kabur
16 Juni 2024
Hadiri KTT G7 Di Italia, Kondisi Kesehatan Joe Biden disorot,
22 September 2023
Gempar! Rusia Diam-diam Rekrut Agen Mata-mata dari Gereja Ortodoks
03 September 2023
Fokus Pada Kebahagiaan Diri, Selena Gomez Nikmati Masa-masa Jomblo
24 Maret 2024
Terbaru! Sempat Sakit, Raja Charles III Dikabarkan Meninggal Dunia, Menurut Laporan Berita Rusia
12 Juli 2024
Moment Memalukan Biden Salah Ucap, Masih Layakkah Biden Jadi Presiden AS
11 Mei 2024
Miliaran Dolar Senjata AS Disetop, Israel Bersikeras Tetap Lakukan Serangan Ke Rafah
11 September 2023
Keren! Oppenheimer menjadi film terlaris ketiga pada tahun 2023
18 Juli 2024
Trump-Vance Bakal Jadi Mimpi Buruk bagi Negara Ukraina
30 Juli 2024
Tak Puas dengan Hasil Pilpres, Warga Venezuela Bentrok dengan Aparat
21 Mei 2024
Netanyahu Resmi Bakal Ditangkap ICC, Biden Bela Israel Tak Lakukan Genosida
29 November 2023
Keprcayaan Milyader Warren Buffett, Charlie Munger Wafat
07 Juni 2024
Kecam Pembatanian Rafah, Erdogan Desak Negara-negara Pro Israel Setop Pasokan Senjata
BERITA LAINNYA
Kesehatan 5 Fakta dan Mitos: Radiasi Ponsel Dapat Mempengaruhi Kesuburan Jika Ditaruh di Saku
Infotainment Viral Jefri Nichol Ancam Bikin Cacat Ayah Netizen, Ini Tanggapan Jefri Nichol
Infotainment Diduga Selingkuh Sesama Jenis, Ruri Repvblik Pamer Otot
Luar Negeri Israel-Hizbullah Kembali Menggila, AS Perintahkan Warganya Tinggalkan Lebanon
Kesehatan Kemenkes Siapkan Program Pertolongan untuk Para Caleg yang Frustasi Gagal Menang Pemilu 2024
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.