Pengeboman Israel Cemari Tanah Gaza Hingga Tak Bisa ditanami
22 November 2024 | Author : Susanti
Foto: Getty
Khaled Marai, 34 dari distrik Tel-Hawa sebelah barat Kota Gaza, mencoba menanam tomat dan mentimun untuk melawan kelaparan di bagian utara Jalur Gaza
Khaled Marai, 34 dari distrik Tel-Hawa sebelah barat Kota Gaza, mencoba menanam tomat dan mentimun untuk melawan kelaparan di bagian utara Jalur Gaza, namun sangat kecewa. Tanah tersebut tandus dan tida bisa ditanami apapun.
“Saya mencoba menanam benih sayuran di pembibitan saya sendiri, namun bibit tersebut selalu mati, meskipun saya menyiramnya secara teratur,” kata seorang petani dengan pengalaman bertani lebih dari 20 tahun kepada The New Arab (TNA).
Ia menjelaskan bahwa pengujian menunjukkan bahwa kontaminasi bahan kimia berat dari amunisi Israel telah menjadikan lahan tersebut tidak cocok untuk pertanian.
Selama kampanye pengeboman selama 13 bulan, pasukan Israel menjatuhkan lebih dari 85.000 ton bom di Jalur Gaza. Jumlah bom ini lima kali lebih kuat dibandingkan bom Hiroshima yang dijatuhkan di Jepang pada tahun 1945.
Otoritas Palestina untuk Kualitas Lingkungan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan Israel ini akan menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur Gaza dan sangat mencemari lahan pertanian, sehingga mengganggu pertanian selama beberapa dekade.
Ketidakamanan Pangan Selama Puluhan Tahun
Ashraf Al-Turk, pakar lingkungan di Environment Quality Authority, mengatakan kepada TNA bahwa serangan Israel yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan kerusakan lahan pertanian yang luas dan pencemaran tanah dengan bahan kimia beracun dapat mengancam kerawanan pangan selama beberapa dekade mendatang.
Al-Turk menjelaskan bahwa polutan ini akan memiliki dampak negatif signifikan terhadap kesehatan umum penduduk, terutama anak-anak dan orang tua, dan merupakan penyebab utama penyebaran penyakit pernapasan, pencernaan, dan kulit. "Dalam jangka panjang, polutan lingkungan ini di udara, tanah, dan air meningkatkan risiko kanker," tambahnya.
Al-Turk menunjukkan bahwa tentara Israel telah menghancurkan berbagai aspek peternakan hewan seperti sapi dan domba, serta peternakan burung seperti unggas. Juga telah menghancurkan perikanan baik dengan mengebom atau memutus aliran listrik.
"Tentara Israel juga telah menebang 48% pohon di Jalur Gaza, terutama pohon tahunan seperti pohon palem, sycamore, mulberry, dan cemara. Pohon-pohon ini bisa mencegah erosi tanah dan membatasi perubahan iklim ekstrem," katanya.
Selain itu, penduduk di Jalur Gaza utara terpaksa menebang pohon-pohon yang tersisa secara sistematis. Ini terpaksa dilakukan guna mendapatkan kayu bakar untuk memasak dan memanaskan ruangan karena larangan Israel yang terus berlanjut terhadap masuknya gas.
Al-Turk menjelaskan bahwa penargetan pohon-pohon di Jalur Gaza, yang dianggap sebagai paru-paru alami dan sumber peningkatan kualitas udara, telah menyebabkan kerusakan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut, yang mencakup antara 150 dan 200 spesies burung. Ia menunjukkan bahwa kerusakan ini telah menyebabkan kematian sejumlah besar burung atau migrasi sebagai akibat dari kerusakan lingkungan alaminya.
Al-Turk menambahkan bahwa peluru dan bahan peledak yang ditembakkan tentara Israel di Gaza telah menghancurkan 80% struktur perkotaan dan 90% infrastruktur, yang menyebabkan emisi sejumlah besar gas karbon dan polutan. Ia menekankan bahwa emisi ini berkontribusi terhadap peningkatan pemanasan global, yang memperburuk dampak perubahan iklim di Jalur Gaza dan negara serta wilayah tetangga.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.