Reshuffle kabinet Prabowo dinilai tersendat akibat loyalitas ganda sejumlah menteri yang masih terikat dengan Jokowi. Pengamat menilai hal ini bisa menghambat kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
Jakarta — Isu reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto kembali mencuat. Namun, wacana perombakan susunan menteri dinilai masih terhambat oleh faktor loyalitas sebagian anggota kabinet.
Pengamat politik menilai, masih ada sejumlah menteri yang menunjukkan loyalitas ganda, yakni tetap mengabdi kepada Presiden sebelumnya, Joko Widodo, meskipun masa jabatannya telah berakhir. Kondisi ini dinilai bisa menghambat arah kebijakan dan konsolidasi pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Presiden Prabowo harus segera mengevaluasi menteri yang masih terikat dengan kepentingan lain. Loyalitas ganda hanya akan menjadi duri dalam kabinet,” ujar pengamat politik Jamiluddin Ritonga.
Hal senada disampaikan pengamat Citra Institute, Efriza. Menurutnya, reshuffle perlu dilakukan untuk memastikan seluruh pembantu presiden bekerja dalam satu komando dan bebas dari intervensi pihak luar.
Jika reshuffle benar dilakukan, publik berharap agar kriteria utama yang dipakai bukan hanya politik koalisi, tetapi juga aspek loyalitas dan kinerja. Dengan begitu, pemerintahan bisa berjalan lebih solid serta fokus pada program strategis yang telah dijanjikan kepada rakyat.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.