Cegah Pengiriman Bahan Baku Narkoba Masuk Indonesia, Polri Minta Kerjasama Dengan China
13 Juli 2024 | Author : Susanti
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Direktorat Narkoba dan Kriminal Polri, Baleskrim, bekerja sama dengan kepolisian Tiongkok untuk mencegah pengangkutan bahan kimia yang digunakan dalam produksi narkoba ke Indonesia.
Direktorat Narkoba dan Kriminal Polri, Baleskrim, bekerja sama dengan kepolisian Tiongkok untuk mencegah pengangkutan bahan kimia yang digunakan dalam produksi narkoba ke Indonesia.
Penyebabnya adalah lima kasus laboratorium narkoba rahasia atau laboratorium rahasia di Indonesia yang pelakunya mengangkut bahan kimia dari China lalu mengolahnya menjadi prekursor untuk produksi sabu dan ekstasi.
"Kami sudah ada omongan dengan pihak China, bahwa banyak sekali barang kimia dari China yang masuk ke Indonesia," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Mukti Juharsa dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Dia menjelaskan Bareskrim Polri menerima kunjungan Kepolisian China sekitar dua bulan yang lalu di Bareskrim Polri.
Dalam pertemuan itu, China juga membahas terkait penyelundupan narkoba dan meminta daftar bahan-bahan kimia yang diekspor dari China.
"Polri sudah melalui hubungan dengan Kedutaan China untuk mengirimkan data-data perusahaan yang suka mengirimkan ke Indonesia untuk barang-barang kimia ini," kata Mukti.
Sepanjang 2024 ini, Bareskrim Polri mengungkap lima kasus clandestine laboraty di Indonesia, yakni di Semarang, Sunter-Jakarta Utara, Bali, Sumatera Utara dan Malang-Jawa Timur.
Pola mendirikan clandestinl lab merupakan modus operandi yang marak terjadi di era tahun 2002.
Namun, karena sering dilakukan penggerebekan, pelaku menggunakan modus pengiriman narkoba lewat laut, udara dan jalan darat.
Belakangan, modus kirim narkoba sudah terbaca oleh aparat penegak hukum, hingga kini pelaku narkoba kembali menggunakan modus lama lewat pendirian clandestine, dengan cara berbeda, yakni mengirim bahan kimia masuk ke Indonesia.
Mukti menyebut penindakan terhadap clandestine lab ini sudah banyak dilakukan oleh jajaran Polri, baik di tingkat Bareskrim Polri, maupun polda jajaran.
Seperti pengungkapan laboratorium narkoba rahasia di Semarang,Jawa Tengah, ada tiga pabrik narkoba yang digerebek pada April 2024 lalu. Memproduksi sabu dan happy water.
Masih di bulan April, Bareskrim Polri menggerebek pabrik narkoba milik jaringan Fredy Pratama yang mampu memproduksi ekstasi mencapai 300 ribu per bulan.
Selanjutnya bulan Mei, Bareskrim menggerebek laboratorium narkoba rahasia di wilayah Bali, yang dikendalikan oleh dua warga negara asing asal Ukraina.
Pertengahan Juni, Bareskrim kembali menggerebek keberadaan clandestine lab yang dijalankan oleh pasangan suami istri di Sumatera Utara, mampu memproduksi 314 ribu butir ekstasi per bulannya.
Yang terbaru, tujuh hari yang lalu diungkap penggerebekan pabrik narkoba terbesar se-Indonesia di daerah Malang. Memproduksi ganja sintetis, barang bukti yang diamankan 1,2 ton ganja sintetis siap edar dan bahan baku setara 2 ton yang siap diproduksi.
Kesamaan dari clandestine lab yang berhasil dibongkar ini menjadikan rumah tinggal maupun rumah tokoh disewa untuk memproduksi narkoba. Clandestine lab umumnya merupakan istilah merujuk pada aktivitas individu atau sekelompok orang memproduksi narkoba secara cepat dan murah.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.