RUU Perampasan Aset Sudah Tak Kunjung Dibasah, Sikap Gerindra jadi Sorotan

Bagikan

Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Partai Gerindra, yang merupakan partai Prabowo, seharusnya menjadi penggerak utama dalam mendorong pengesahan RUU ini di Dewan Perwakilan Rakyat.

Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Yudi Purnomo Harahap, menyatakan bahwa permohonan Presiden Prabowo Subianto agar Rancangan Undang-Undang tentang Perampasan Aset segera disahkan adalah momentum yang dinanti-nantikan oleh para aktivis anti-korupsi.

"Ini berarti apa? Artinya orang-orang dalam pemerintahannya seharusnya cepat melakukan tindakan nyata, baik mereka yang menduduki jabatan dalam kabinet maupun anggota partai yang dipimpinnya, karena dia adalah ketua umum Partai Gerindra," jelas Yudi.

Partai Gerindra, yang merupakan partai Prabowo, seharusnya menjadi penggerak utama dalam mendorong pengesahan RUU ini di Dewan Perwakilan Rakyat.

"Dengan demikian, Gerindra harus menjadi pelopor di bidang ini, dan kita juga menyadari bahwa saat ini hampir seluruh koalisi di parlemen, yang kita ketahui, berada dalam kendali Prabowo," ungkapnya.

Yudi berpendapat bahwa tidak seharusnya ada lagi kendala atau hambatan politik berkaitan dengan pembahasan RUU ini.

"Apalagi kita tahu, ketum-ketum menjadi menteri juga, yang menjadi koalisi. Artinya tentu mereka harus menyampaikan kepada anggotanya yang menjadi anggota DPR di parlemen, untuk segera membahas dengan pemerintah memasukkan ke dalam Prolegnas dan berharap tahun ini segera disahkan," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025), menyatakan dukungannya terhadap percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset.

“Dalam rangka juga pemberantasan korupsi saya mendukung UU Perampasan Aset, saya mendukung,” ujar Prabowo.

Ia juga menegaskan komitmennya untuk menarik kembali aset negara yang dicuri oleh para koruptor. “Enak saja sudah nyolong enggak mau kembalikan aset, gue tarik saja lah itu. Setuju? Bagaimana kita teruskan? Kita teruskan perlawanan terhadap koruptor?” kata Prabowo yang disambut sorakan massa buruh.

Asal tahu saja, hingga kini RUU Perampasan Aset belum juga dibahas secara konkret di DPR. RUU tersebut masih berada di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, sehingga belum dapat dibahas oleh Komisi III. “Undang-undang Perampasan Aset itu, RUU-nya itu ada di Baleg, bukan di Komisi III,” ujar Anggota Komisi III DPR RI, Soedeson Tandra, Jumat (2/5/2025).

Ia memastikan bahwa pihaknya siap mempercepat pembahasan begitu RUU tersebut dilimpahkan ke Komisi III. “Kalau itu diserahkan ke Komisi III, ya kami akan, terus terang, fraksi Golkar yang ada di Komisi III akan bergerak cepat,” ujarnya.

DPR Tunda Lagi
Nampaknya tak ada keseriusan dari DPR untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset. Padahal Presiden Prabowo Subianto belum lama ini menyatakan dukungan dan dorongan agar RUU ini segera disahkan.

Ketua DPR RI Puan Maharani menjelaskan, saat ini Komisi III DPR sedang merampungkan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sehingga pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset menjadi tertunda.

"Memang sesuai dengan mekanismenya kita akan membahas KUHAP dulu. Namun kita awalnya tidak akan tergesa-gesa. Kita akan mendapatkan masukan dari seluruh elemen masyarakat dulu sesuai dengan mekanismenya," tutur Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025).

Setelah itu, lanjut dia, baru kemudian DPR akan membahas RUU perampasan aset. "Bagaimana selanjutnya, ya itu juga kita akan minta masukkan pandangan dari seluruhnya. Karena kalau tergesa-gesa nanti tidak akan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada. Itu akan rawan. Jadi ya seperti itu," tandasnya.

Asal tahu saja, RUU Perampasan Aset yang tak kunjung disahkan sejak zaman pemerintahan SBY. Bahkan berkali-kal masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) mulai 2012, namun terkatung-katung hingga saat ini. Di era Jokowi, lanjut Hardjuno, draf RUU Perampasan Aset kembali dimasukkan Menko Polhukam Mahfud MD. Lagi-lagi macetnya di parlemen. RUU Perampasan Aset terakhir kali diajukan pemerintah ke DPR, melalui Surat Presiden Nomor R-22/Pres/05/2023 pada Mei 2023. Namun hingga kini belum juga masuk dalam Prolegnas Prioritas 2025.

#RUU #Perampasan #Aset #Gerindra #DPR #pemerintah

16 November 2024

Kursi Bahlil Terancam Usai Jokowi Lengser, Pengamat: Kader Cemas Golkar Alami Kemunduran

23 Juli 2024

Bahas RUU Polri, Kompolnas Adakan Rapat Khusus dengan Kemenko Polhukam

14 Desember 2024

Kisruh Dualisme PMI, Agung Laksono Beri Bantuan ke Korban Kebakaran dI Kemayoran

29 April 2025

Kini Jadi Ancaman Besar Siber, Gibran Sibuk Ajak Masyarakat Manfaatkan AI

14 April 2025

Hakim Pernah Minta Naik Gaji, Dikabulkan Pemerintah Malah Bikin Malu

01 Januari 2025

Kecelakaan Motor di Sragen, Satu Pengendara Tewas di Lokasi