DPR Minta Sekolah Tambah Ekstrakulikuler untuk Hindarkan Pelajar Terjerat Judi Online
16 November 2024 | Author : Susanti
Foto: Inilah.com/Vonita
Puan Maharani, Ketua DPR RI, meminta sekolah meningkatkan program sepulang sekolah dan program pengembangan keterampilan bagi siswanya agar tidak terjerat berjudi online.
Puan Maharani, Ketua DPR RI, meminta sekolah meningkatkan program sepulang sekolah dan program pengembangan keterampilan bagi siswanya agar tidak terjerat berjudi online.
Selain mengembangkan keterampilan siswa, kegiatan non-akademik juga dapat mendorong anak untuk lebih sedikit menggunakan gadget, ujarnya.
“Karena seringkali kita temukan anak-anak kekurangan fasilitas mengembangkan diri, jadi mereka larinya adalah bermain gadget. Kalau kita bisa kurangi waktu anak-anak pegang HP dengan kegiatan yang lebih positif, manfaatnya mereka bisa menambah skill sekaligus menghindari dari konten-konten buruk internet,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu (16/11/2024).
Puan juga mendorong pemerintah untuk menciptakan program berkelanjutan terkait isu ketahanan keluarga demi melindungi masa depan anak-anak dari bahaya judi online. Perlindungan ini bukan hanya untuk menciptakan masyarakat yang sehat, tetapi juga untuk membangun bangsa yang kuat dan bermartabat.
"Dengan begitu tidak ada lagi keluarga yang rentan tetapi lebih banyak keluarga yang stabil dan sejahtera," jelas Puan.
Puan pun menyoroti bagaimana judi online bukan hanya menimbulkan masalah ekonomi, melainkan juga memberi dampak di berbagai sektor kehidupan yang tampak ketika seseorang mulai tenggelam dalam dunia perjudian. Mereka cenderung mengabaikan tanggung jawab keluarga yang mengakibatkan rusaknya ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Puan menyebut keadaan ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan menimbulkan stres berlebih serta mengancam keutuhan atau ketahanan keluarga.
“Dan tentunya kondisi itu bisa menjadi ancaman bagi anak-anak. Terutama bagi orang tua yang kecanduan judi online. Kita harus sadari bahwa judi online berpotensi menciptakan keadaan yang mengabaikan hak-hak anak,” ujarnya.
Puan mengatakan banyak kejadian yang menunjukkan anak-anak menjadi korban dari aktivitas judol yang dilakukan orang tua atau anggota keluarganya. Kebutuhan dasar anak-anak akhirnya tidak lagi diutamakan.
“Banyak kejadian yang menunjukkan anak-anak dengan anggota keluarga pecandu judi online seringkali kekurangan dukungan emosional dan finansial yang diperlukan untuk mencapai potensi terbaik dalam pendidikan, pemenuhan gizi, dan tumbuh kembang mereka," tuturnya.
Puan meminta pemerintah berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk memberantas judi online dari semua kalangan. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), PPATK, pihak sekolah dan lembaga atau instansi terkait lainnya diharapkan dapat memperkuat upaya pemberantasan judi online, khususnya di kalangan anak-anak.
“Kita mendukung penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang memfasilitasi aktivitas judi online, tapi langkah preventif pencegahan termasuk melalui lingkungan pendidikan dan literasi digital yang menyeluruh juga harus ditingkatkan,” katanya.
“Seperti edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya judi online, baik dari segi ketahanan keluarga maupun bagaimana menjaga sebaik-baiknya masa depan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini," ujar Puan menambahkan.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.