Tantrum adalah perilaku normal dan bagian dari perkembangan anak antara usia 1 dan 4 tahun.
Tantrum adalah perilaku normal dan bagian dari perkembangan anak antara usia 1 dan 4 tahun. Namun, ada beberapa tantrum yang tidak wajar.
Perilaku tantrum yang tidak normal dapat ditandai dengan tantrum yang intens, frekuensi yang tidak biasa, atau tantrum yang berkepanjangan.
Memahami penyebab tantrum yang tidak biasa merupakan langkah penting dalam membantu anak menenangkan dan mengelola emosinya.
Ciri-ciri Tantrum tak Normal
Tantrum memang kondisi yang wajar karena termasuk dalam periode tumbuh kembang anak. Tapi jika kondisi ini sudah berlebihan, tentu harus menjadi perhatian dan tidak boleh diabaikan. Berikut tanda tantrum yang tidak normal.
1. Frekuensi yang Sering
Satu atau dua kali tantrum dalam satu minggu masih dianggap wajar dalam rentang perkembangan normal. Sedangkan, tantrum yang tidak normal bisa terjadi 10 hingga 20 kali dalam sebulan atau lebih dari 5 kali dalam sehari selama beberapa hari berturut-turut.
Frekuensi tantrum yang tinggi bisa menjadi indikasi gangguan emosional atau masalah kesehatan mental. Seperti ADHD, gangguan oposisi, atau gangguan mood pada anak.
2. Durasi Tantrum Terlalu Lama
Durasi tantrum yang lama juga merupakan tanda tantrum yang tidak normal. Tantrum yang normal biasanya berlangsung singkat, sekitar 2 hingga 5 menit.
Ini merupakan cara anak mengekspresikan frustrasi atau ketidaknyamanannya secara singkat. Namun, jika berlangsung selama 20-30 menit atau lebih, ini dianggap tidak normal.
Anak yang sering mengalami tantrum dengan durasi lama bisa saja mengalami kesulitan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat. Seperti kemampuan untuk menenangkan diri dan berinteraksi secara positif dengan orang lain.
3. Melukai Diri Sendiri
Tindakan ini adalah bentuk perilaku agresif yang ditujukan kepada diri sendiri. Apabila perilaku ini terjadi secara berulang dan cukup sering, itu menandakan adanya masalah.
Perilaku ini harus menjadi perhatian jika berlangsung lama dan sering terjadi dalam berbagai kondisi?. Sebab, tindakan seperti, membenturkan kepala dan mencakar diri dapat menyebabkan cedera fisik yang serius seperti luka, memar, atau bahkan kerusakan permanen pada bagian tubuh anak.
4. Sulit Menenangkan Diri
Normalnya, anak-anak bisa menenangkan diri setelah beberapa menit dari tantrum, dengan atau tanpa bantuan orang tua.
Sementara, anak yang selalu membutuhkan bantuan untuk menenangkan diri atau yang tetap tidak tenang meskipun sudah dibantu, menunjukkan tanda tantrum yang tidak normal.
Cara Mengatasinya
Yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi tantrum yang tidak normal pada anak adalah berkonsultasi dengan psikolog anak untuk evaluasi dan terapi perilaku. Sehingga dapat membantu mengidentifikasi penyebab dari perilaku dan memberikan strategi penanganan yang sesuai?.
Selain itu, biasalam untuk berikan pujian dan kata-kata positif ketika anak menunjukkan perilaku yang diinginkan. Contohnya saat anak berhasil menenangkan diri atau menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan.
Pastikan anak memiliki rutinitas harian yang konsisten untuk membantu mereka merasa aman dan terkendali. Kurangi faktor-faktor stres di lingkungan anak yang mungkin memicu tantrum?.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.