Lebih dari 115.000 warga Suriah telah kembali ke tanah air mereka sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Lebih dari 115.000 warga Suriah telah kembali ke tanah air mereka sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR), mereka telah kembali ke rumah sejak 8 Desember 2024 dari berbagai negara termasuk Turki, Yordania, dan Lebanon.
Informasi ini berasal dari serangkaian pernyataan resmi dari negara tuan rumah, komunikasi dengan otoritas imigrasi Suriah, dan pemantauan perbatasan oleh otoritas ini dan mitranya.
Setelah hampir 25 tahun menjadi pemimpin Suriah, Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah pemberontak merebut ibu kota, Damaskus, pada tanggal 8 Desember, dan menguasai Partai Baath yang telah berkuasa sejak tahun 1963. Hal ini mengakhiri dominasi.
Perubahan itu terjadi setelah para pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dengan cepat merebut kota-kota penting Suriah dalam serangan yang berlangsung kurang dari dua pekan.
Lebih dari Separuh Anak-anak Suriah tidak Bersekolah
Sementara itu, lebih dari setengah anak usia sekolah atau sekitar 3,7 juta anak kehilangan pendidikan setelah hampir 14 tahun perang saudara.
Perang saudara yang berkepanjangan di Suriah telah menimbulkan dampak yang menghancurkan pada sistem pendidikan negara tersebut.
Mayoritas anak-anak Suriah juga membutuhkan bantuan kemanusiaan secepatnya termasuk makanan, dengan setidaknya setengah dari mereka membutuhkan bantuan psikologis untuk mengatasi trauma perang.
"Sekitar 3,7 juta anak putus sekolah dan mereka memerlukan tindakan segera untuk kembali bersekolah," kata Rasha Muhrez, direktur lembaga amal untuk Suriah, kepada AFP dalam sebuah wawancara dari ibu kota Damaskus. Ia menambahkan, "Ini lebih dari separuh anak-anak di usia sekolah."
Perang, yang dimulai pada 2011 setelah tindakan keras brutal Assad terhadap pengunjuk rasa antipemerintah, telah menghancurkan ekonomi dan infrastruktur publik Suriah yang menyebabkan banyak anak rentan.
Anak-anak kehilangan hak-hak dasar mereka, termasuk akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, perlindungan, dan tempat berteduh, akibat perang saudara, bencana alam, dan krisis ekonomi.
Perang Suriah meningkat pesat sejak 2011 menjadi konflik sipil besar yang telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi. Lebih dari seperempat warga Suriah sekarang hidup dalam kemiskinan ekstrem menurut Bank Dunia, dengan gempa bumi mematikan pada Februari 2023 menambah lebih banyak kesengsaraan.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.