Medali kehormatan yang diberikan oleh USSOCOM ini termasuk salah satu penghargaan militer tertinggi yang dapat diberikan kepada tokoh sipil atau kepala negara asing.
Jakarta– Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi delegasi Komando Operasi Khusus Amerika Serikat (United States Special Operations Command/USSOCOM) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa pagi (5/8). Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo secara simbolis menerima medali kehormatan militer dari pemerintah Amerika Serikat sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam memperkuat kerja sama pertahanan strategis antara Indonesia dan AS, khususnya dalam bidang operasi militer khusus dan penanggulangan terorisme.
Penghargaan Langka untuk Seorang Presiden
Medali kehormatan yang diberikan oleh USSOCOM ini termasuk salah satu penghargaan militer tertinggi yang dapat diberikan kepada tokoh sipil atau kepala negara asing. Dalam sambutannya, Komandan USSOCOM, Jenderal Bryan Fenton, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo dinilai sebagai tokoh penting yang menjembatani kerja sama militer strategis antara kedua negara.
“Kami menghormati Presiden Prabowo sebagai pemimpin yang memiliki visi kuat dalam membangun stabilitas kawasan dan memajukan kemampuan pasukan khusus. Penghargaan ini bukan hanya kepada beliau pribadi, tetapi juga kepada rakyat Indonesia,” ujar Jenderal Fenton.
Prabowo: Penghargaan Ini untuk Prajurit Indonesia
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan tersebut dan menegaskan bahwa medali ini adalah milik seluruh prajurit Indonesia yang selama ini berjuang menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
“Saya terima penghargaan ini dengan rasa hormat yang mendalam. Tapi ini bukan hanya untuk saya, ini adalah bentuk pengakuan terhadap TNI, khususnya pasukan khusus kita yang berdedikasi tinggi dalam menjaga perdamaian dan melawan terorisme,” ujar Prabowo, yang juga merupakan mantan Danjen Kopassus.
Fokus Kerja Sama: Latihan Gabungan dan Keamanan Kawasan
Pertemuan bilateral ini juga membahas penguatan kerja sama dalam:
Latihan gabungan pasukan khusus Indonesia–AS (Joint Special Ops Training)
Transfer pengetahuan dalam penanganan ancaman siber dan terorisme lintas negara
Pertukaran personel dan pelatihan taktis di medan ekstrem
Dukungan logistik dan teknologi untuk operasi kemanusiaan di wilayah rawan konflik
Pihak Kementerian Pertahanan RI menyebut bahwa kerja sama ini adalah bagian dari upaya diplomasi pertahanan Indonesia untuk menjaga netralitas dan kesiapsiagaan di kawasan Indo-Pasifik.
Respon Internasional dan Regional
Kunjungan ini dinilai sebagai sinyal kuat dari Amerika Serikat atas kepercayaan mereka terhadap posisi Indonesia sebagai mitra strategis non-NATO di kawasan. Analis pertahanan dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Dr. Angela Widjaja, menyebut bahwa “penghargaan ini tidak hanya simbolik, tapi juga strategis.”
“AS tengah memperkuat jejaring mitra militernya di Asia, dan Indonesia di bawah Prabowo dianggap sebagai jangkar stabilitas di Asia Tenggara,” ungkap Angela.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.