Hineni Seven Resources DMCC, sebagai pihak penjual, telah resmi menyetujui kontrak penjualan batu bara dengan VIMC Shipping Company pada hari Selasa (26/3/2025)
Siapa yang mengatakan bahwa pasar global batu bara telah mulai menurun? Buktinya, Hineni Seven Resources DMCC, yang merupakan cabang dari PT Sumber Global Energy (SGER) Tbk, baru saja menandatangani kesepakatan penjualan batu bara terbaru dengan sebuah perusahaan asal Vietnam senilai US$35,7 juta.
Dalam informasi yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari Kamis (27/3/2025), dinyatakan bahwa Hineni Seven Resources DMCC, sebagai pihak penjual, telah resmi menyetujui kontrak penjualan batu bara dengan VIMC Shipping Company pada hari Selasa (26/3/2025). Total volume kontrak penjualan batu bara ini mencapai 500.000 metrik ton (MT), dengan nilai mencapai US$35,7 juta.
Perkembangan ini menunjukkan peningkatan kepercayaan pasar terhadap SGER sebagai perusahaan induk dari Hineni Seven Resources DMCC. Oleh karena itu, cukup wajar jika perusahaan yang didirikan pada 17 Maret 2008 ini dapat meraih laba yang lebih besar tahun ini.
Untuk tahun ini, penjualan batu bara SGER mengalami hasil yang luar biasa. Totalnya mencapai Rp14 triliun. Usaha ekspor dari perusahaan perdagangan batu bara yang didirikan pada tahun 2008 ini telah meluas ke berbagai negara seperti China, Malaysia, India, Filipina, dan Bangladesh.
Direktur Utama SGER, Welly Thomas, mengakui adanya pertumbuhan yang sangat signifikan pada tahun 2024. “Setelah kami terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2020, omset kami terus meningkat hingga mencapai Rp14 triliun tahun lalu,” ungkap Welly di Graha BIP, Jakarta Selatan, pada hari Kamis (27/3/2025).
Welly benar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, pendapatan SGER mencapai Rp10,88 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 14,30 persen ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp9,52 triliun.
Kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan 2024 ini, didorong kenaikan penjualan batu bara dan nikel. Terdiri dari penjualan batu bara sebesar Rp10,65 triliun, atau naik 12,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sedangkan penjualan nikel SGER juga melesat 211,96 persen menjadi Rp228.52 miliar ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp73,25 miliar.
Welly masih optimistis batu bara masih diperlukan sebagai salah satu sumber energi baik di Indonesia maupun luar negeri. Khusus Indonesia, masih akan membutuhkan batu bara hingga 15-20 tahun ke depan. Karena, batu bara merupakan sumber energi termurah hingga saat ini.
“Ini (batu bara) adalah source listrik yang paling murah dan banyak situasi geopolitik yang akan mendukung penggunaan batu bara. Misalnya, Amerika Serikat akan bersaing dengan China. Di mana, Amerika tetap mendukung penggunaan batu bara,” tuturnya.
Terkait cadangan batu bara di Indonesia, Welly bilang, masih sangat besar. Untuk itu, SGER berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata.
Selain itu, perseroan ingin menjadi bagian dari pengembangan bisnis hijau dengan sumber-sumber energi alternatif berkelanjutan, serta membangun bisnis yang sustainable.
“PT SGE selalu berusaha untuk mengantisipasi dan mengambil potensi atau peluang green energy. Kami memutuskan untuk lebih proaktif, masuk lebih awal supaya punya fundamental yang baik di bidang ini. Sehingga kami memiliki kompetensi yang unggul dalam industri green energy seperti di industry batubara,” jelas Welly.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.