Menjelang Pelaksanaan Ibadah Haji, Ini Sejarah Pembangunan Ka'bah Dalam Islam
07 Juni 2024 | Author : Susanti
Foto: pexels.com
Setiap langkah menuju Masjidil Haram selalu meninggalkan kesan mendalam, rasa takjub yang menghantui bahkan mereka yang sudah beberapa kali berkunjung
Setiap langkah menuju Masjidil Haram selalu meninggalkan kesan mendalam, rasa takjub yang menghantui bahkan mereka yang sudah beberapa kali berkunjung.
Melihat Ka'bah, umat Islam merasa terpanggil untuk memanjatkan doa, memohon agar Allah memberikan tambahan kemuliaan pada Rumah ini, begitu juga dengan kemuliaan orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah.
GS. Aswadi Syuhadak, Direktur Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya, mengungkapkan Ka'bah merupakan simbol keagungan yang melampaui segala keagungan di dunia, termasuk kehebatan jam dinding terbesar sekalipun.
"Ka'bah adalah jarum jam mata hati yang selalu terarah pada Sang Pengatur Alam Semesta," jelas Prof. Aswadi dikutip dari laman Kemenag.
Sejarah Ka'bah sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an menyebutkan bahwa Ka'bah merupakan tempat ibadah pertama yang dibangun untuk manusia, terletak di Bakkah (Mekah), tempat berkah dan petunjuk bagi seluruh gender.
Ka'bah dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, kemudian menjadi tempat suci bagi umat Islam untuk sholat, tawaf dan itikaf.
Sepanjang sejarahnya, Ka' bah 'bah telah mengalami banyak renovasi, yang terakhir dilakukan pada masa Dinasti Bani Umayyah.
Saat itu, Hajjaj bin Yusuf Al Thaqafi terkejut melihat hasil renovasi Abdullah bin Zubair dan memutuskan untuk mengembalikan Ka'bah ke bentuk yang lebih tradisional seperti yang dibangun oleh kaum Quraisy.< br>
Selanjutnya, Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid, sempat ada niat untuk mengembalikan Ka’bah seperti yang dikehendaki Nabi SAW.
Namun, atas saran Imam Malik, Khalifah memutuskan untuk tidak mengubahnya, mengingat pentingnya Ka'bah sebagai simbol keagamaan yang stabil.
Renovasi besar lainnya terjadi ketika Sultan Ottoman Sulaiman Khan dan Sultan Ahmad Khan membuat perubahan struktural.
Namun, tragedi banjir besar yang terjadi pada tahun 1039 H menyebabkan kerusakan serius pada struktur Ka'bah, memaksa penguasa lokal untuk segera melakukan perbaikan darurat.
Ka'bah terus diperbaiki dan dipelihara sepanjang sejarahnya, termasuk rekonstruksi besar-besaran yang dilakukan antara Mei dan Oktober 1996, di mana sebagian besar material aslinya diganti untuk memastikan stabilitas dan ketahanan struktur suci ini.
Terlepas dari semua perubahan dan pemeliharaan ini, Ka'bah tetap menjadi pusat spiritual umat Islam, sebuah simbol yang tidak hanya menginspirasi rasa hormat dan keagungan tetapi juga menanamkan rasa kedekatan spiritual yang mendalam dengan Sang Pencipta.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.