Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Potensial! Prabowo Ungkap Masih Sering Ditanya Kelapa Sawit Indonesia

Bagikan
09 April 2025 | Author : Redaksi
Foto: ddtc
Prabowo menegaskan bahwa kelapa sawit tidak dapat diproduksi dalam waktu singkat. Dibutuhkan waktu antara lima hingga enam tahun untuk dapat melakukan panen kelapa sawit.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan bahwa banyak orang yang bertanya mengenai kelapa sawit dari Indonesia. Ia berpendapat bahwa hal ini menunjukkan minat yang kuat dari berbagai negara terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia.

“Di mana pun saya pergi, semua mempertanyakan, semua meminta kelapa sawit dari Indonesia,” ungkap Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi yang diselenggarakan di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/4/2025).

Namun, Prabowo menegaskan bahwa kelapa sawit tidak dapat diproduksi dalam waktu singkat. Dibutuhkan waktu antara lima hingga enam tahun untuk dapat melakukan panen kelapa sawit.

“Kami mencari bibit yang berkualitas, memastikan tanahnya sesuai, sumber air ada, dan kondisi iklim yang mendukung. Kami melakukan penanaman, perawatan, baru hasilnya bisa dinikmati. Mungkin dalam rentang lima atau enam tahun,” jelas Prabowo.

Sebelumnya, pada tahun 2024, nilai ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami penurunan berkelanjutan. Penurunan ini diperkirakan disebabkan oleh kondisi pasar global yang lesu.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono melaporkan bahwa ekspor CPO Indonesia pada tahun 2024 mencapai angka US$27,76 miliar (setara Rp440 triliun).

Angka ini turun dibandingkan ekspor kelapa sawit pada 2023, yang mencapai US$30,32 miliar (Rp463 triliun).

"Nilai ekspor sebesar itu diperoleh dari ekspor minyak sawit sebesar 29,5 juta ton pada 2024. Ekspor minyak sawit Indonesia pada 2024 mengalami penurunan baik secara nilai, maupun volume dibandingkan 2023," kata Eddy, Jakarta, dalam pernyataaan pada Sabtu (9/3/2025).

Pada 2023 atau saat perayaan HUT ke-44 Gapki, ekspor minyak sawit mencapai 32,2 juta ton dengan nilai US$ 30,32 miliar (Rp463 triliun). "Penurunan nilai ekspor terjadi untuk semua jenis produk kecuali oleokimia, meskipun dari segi harga Free on Board (FOB) rata-rata dalam mata uang dolar AS per ton semua produk mengalami kenaikan,” katanya.
Baca Juga
• Hutang Tak Kunjung Dibayar, Apakah Debt Collector Boleh Sita Barang Milik Debitur?
• Setelah RUPS BRI Turunkan Sunarso dari Kursi Dirut, Bagaimana Dengan Nasib Bank Mandiri?
• Trump Naikan Tarif Impor, Fadli Zon Percayakan 3 Gebrakan Strategis Pemerintah
• Daya Beli Masyarakat Semakin Melemah, Ini Penyebabnya
• Honorer yang Lolos CPNS dan CPPPK Tetap Akan Terima Gaji Jelang Lebaran
#Prabowo #KelapaSawit #Indonesia #pemerintah #presidenri #kabinetmerahputih
BERITA LAINNYA
Hiburan Meghan Markle Geram dengan Kritik Publik, Bagaimana Respon Pangeran Harry?
Infotainment Lucinta Luna Dukung Palestina, Netizen Minta Turun Israel
Keuangan Presiden Prabowo Perlu Kaji Ulang Kenaikan PPN 12 Persen, PKS: Bukan Saatnya menaikan Pajak
Politik Takut Kehabisan, Anies Baswedan dan Cak Imin War Takjil di Benhil
Kesehatan Selain Korban, Kondisi Psikologis Pelaku Perundungan Perlu Diperhatikan
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.