Setiap orang bisa saja mengalami trauma dalam dirinya tanpa disadari. Karena sungguh, trauma dapat mempengaruhi seseorang secara berbeda dan beberapa orang mengatasi atau menekan pengalaman traumatis tanpa menyadarinya.
Sering kali respons terhadap trauma dianggap sebagai bagian dari kepribadian seseorang, misalnya orang yang sedang marah atau sangat mudah tersinggung. Ada kemungkinan bahwa perilaku ini sebenarnya merupakan akibat dari pengalaman traumatis yang belum bisa kita pulihkan.
Seseorang mungkin mengembangkan mekanisme koping atau pola perilaku tertentu untuk bertahan dari pengalaman traumatis. Misalnya saja panik atau kekhawatiran berlebihan yang merupakan fenomena paling umum.
“Beberapa tanda ini bisa jadi respons akibat trauma yang tidak disadari. Kalau berkelanjutan sampai mengganggu atau tidak bisa menguasai diri sangat disarankan untuk mencari bantuan psikolog atau psikoterapis,” kata psikolog anak dan keluarga Irma Gustiana, sepeti mengutip dari laman Instagramnya @ayankirma, Jakarta, Sabtu (22/06/2024).
Reaksi Berlebihan Terhadap Hal-hal Sepele
Trauma bisa membuat Anda lebih sensitif terhadap situasi atau hal-hal tertentu yang mengingatkanmu pada persistia traumatis.
“Misalnya kaget berlebihan, respons marah, tau serangan panik,” tambahnya.
Perfeksionisme yang Ekstrem
Trauma bisa memicu kebutuhan yang kuat untuk mengontrol lingkungan dan diri sendiri.
“Seseorang bisa menjadi sangat kaku dan kesalahan sekecil apapun bisa memicu kecemasan dan kritik diri yang keras,” tambahnya.
People Pleaser, Kebaikan Berlebihan pada Orang Lain
“Trauma yang kamu alami terkadjang memicu responsible harus selalu ada dan jadi penyelamat bagi orang lain. Kamu bisa mengorbankan kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri untuk membantu orang lain, karena secara tidak radar, hal ini memberimu rasa kontrol dan mengurangi fokus pada trauma sendiri,” paparnya.
Gangguan Tidur dan Mimpi Buruk
Trauma seringkali mengganggu pola tidur. Misalnya mengalami kesulitan tidur, bangun di tengah malam, atau mimi buruk yang intens dan berulang.
"Ini terjadi sebagai respons otak yang masih memproses dan berusaha memahami pengalaman traumatis," tambahnya.
Trauma bisa memengaruhi hubungan dengan orang lain. Anda bisa menarik diri secara emosional karena terlalu bergantung pada pasangan atau teman.
Keterikatan yang tidak sehat ini menjadi cara untuk mencari rasa aman yang mungkin tidak terpenuhi di masa lalu.
Beberapa hal yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Diri Sendiri yakni dengan melatih mindfulness dan teknik relaksasi. Praktik pernapasan dalam bisa membantu Anda mengelola stres dan kecemasan yang terkait dengan trauma.