Israel mengebom Beirut dan melancarkan serangan terbesarnya terhadap Lebanon. Sejak Sabtu (10 Mei 2024) hingga Minggu (10 Juni 2024)
Israel mengebom Beirut dan melancarkan serangan terbesarnya terhadap Lebanon. Sejak Sabtu (10 Mei 2024) hingga Minggu (10 Juni 2024)
serangan udara Israel membom pinggiran selatan Beirut. Itu adalah serangan terberat yang pernah terjadi di Lebanon sejak Israel meningkatkan kampanye militernya melawan milisi Hizbullah yang didukung Iran.
Beberapa ledakan keras terdengar di seluruh Beirut sepanjang malam, dan kilatan cahaya merah putih terlihat dari jarak beberapa kilometer.
Itu adalah serangan terbesar Israel di Beirut, menurut saksi televisi lokal dan analis militer. Kabut hitam menyelimuti ibu kota Lebanon pada Minggu pagi, dengan puing-puing berserakan di jalan-jalan dan kepulan asap terlihat di seluruh area.
"Semalam adalah yang paling ganas dari semua malam sebelumnya. Bangunan-bangunan di sekitar kami berguncang dan awalnya saya pikir itu gempa bumi. Ada puluhan serangan, kami tidak bisa menghitung semuanya, dan suaranya sangat memekakkan telinga," kata Hanan Abdullah, seorang penduduk di kawasan Burj al-Barajneh, pinggiran selatan Beirut, seperti dilansir Reuters, Senin (7/10/2024).
Video-video yang diunggah di media sosial menunjukkan kerusakan terbaru di ruas jalan yang menghubungkan bandara Beirut melalui pinggiran selatan ke pusat kota.
Militer Israel mengakui bahwa angkatan udaranya melakukan serangkaian serangan yang ditargetkan terhadap beberapa depot senjata dan infrastruktur Hizbullah di wilayah Beirut.
Namun pihak berwenang Lebanon belum mengungkapkan lokasi pasti tabrakan atau tingkat kerusakannya.
Serangan udara besar-besaran akhir pekan ini terjadi menjelang peringatan satu tahun serangan 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas di Israel selatan.
Israel mengatakan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang diculik dalam serangan itu.
Sasaran utama serangan Israel ke Lebanon dan invasi darat di wilayah selatan negara itu adalah Hizbullah, sekutu utama Iran di wilayah tersebut.
Bukti Genosida Zionis Kurun Waktu Setahun Hampir 42.000 Tewas
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 2.000 orang telah tewas selama hampir setahun pertempuran di negara itu, sebagian besar di antaranya terjadi dalam dua pekan terakhir.
Kepala Badan Pengungsi PBB (UNCHR) pada Minggu menyatakan telah terjadi 'banyak insiden' di mana serangan udara Israel melanggar hukum internasional dengan menyerang infrastruktur sipil dan menyebabkan korban sipil di Lebanon.
Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan kemampuan militer dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bagi warga sipil. Namun, otoritas Lebanon menuduh militer Zionis sengaja menargetkan warga sipil. Tak mau kalah, Israel juga menuduh Hizbullah dan Hamas bersembunyi di antara warga sipil.
Selama beberapa hari terakhir, Israel telah membombardir pinggiran selatan Beirut, daerah yang dikenal sebagai benteng Hizbullah namun juga menjadi tempat tinggal ribuan warga sipil Lebanon, pengungsi Palestina, dan Suriah.
Pada 27 September lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan brutal Israel. Sumber keamanan Lebanon juga melaporkan Hashem Safieddine, penerus potensial Nasrallah, belum bisa dihubungi setelah serangan udara Israel pada Jumat pekan lalu yang menargetkan lokasi dekat bandara internasional Beirut.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.