Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

19% Dari Masyarakat Belum Puas dengan Kinerja Prabowo, Ini Alasannya

Bagikan
31 Mei 2025 | Author : Redaksi
Foto: tangkapan layar TV Parlemen
Dedi Kurnia Syah, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif IPO, menjelaskan berbagai alasan yang mendasari ketidakpuasan 19% responden terhadap pemerintahan Prabowo, termasuk situasi ekonomi yang sulit
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menampilkan hasil bahwa 81% dari peserta merasa puas dengan performa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Di sisi lain, 19% dari responden menunjukkan ketidakpuasan terhadap hal tersebut.

Survei IPO ini mengangkat topik 'Pandangan Publik terhadap Harapan dan Kinerja Pemerintahan Prabowo.' Waktu pelaksanaan survei berlangsung antara 22 hingga 28 Mei 2025.

Dedi Kurnia Syah, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif IPO, menjelaskan berbagai alasan yang mendasari ketidakpuasan 19% responden terhadap pemerintahan Prabowo, termasuk situasi ekonomi yang sulit.

"Sebanyak 19,0% dari persepsi publik menyatakan ketidakpuasan terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto. Beberapa alasan ketidakpuasan tersebut beraneka ragam, di mana faktor utama mencakup kondisi ekonomi yang berat mencapai 28,5%, tingginya harga barang kebutuhan pokok 16,0%, serta kurangnya lapangan kerja 13,3%," ungkap Dedi dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Sabtu (31/5/2025).

Di sisi lain, 90% dari responden dalam survei tersebut yakin bahwa Prabowo memiliki kemampuan untuk memimpin Indonesia. Sementara itu, 10% masyarakat ragu bahwa Prabowo dapat menjalankan tugas kepemimpinan di Indonesia.

"Kepercayaan publik mencapai 90% terhadap kemampuan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto lebih baik," ujar Dedi.

"Kondisi ini menandai soliditas masyarakat di tingkat yang cukup tinggi, soliditas opini semacam ini dapat menciptakan kondusifitas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah," tambahnya.

Dalam survei ini IPO terlebih dahulu menentukan Primary Sampling Unit (PSU) pada sejumlah kelurahan/desa untuk menjadi sampel. Selanjutnya, pada setiap kelurahan/desa akan dipilih secara acak–menggunakan random kish grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden yang memenuhi syarat, yakni berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Pemilihan dilakukan secara acak dengan pembagian responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak, sehingga surveyor tidak dapat memilih responden secara subyektif/purposif.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (Margin of Error) 2.90%, dengan tingkat akurasi data 95%. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik stratified multistage random sampling (SMRS), atau pengambilan sampel bertingkat.

Survei ini melibatkan sebanyak 1.200 responden yang tersebar proporsional. Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden.
Baca Juga
• Peluang Investasi Terbuka, PLN Kembangkan Sistem Kelistrikan Nasional,
• Kerugian Negara Capai Rp48 Triliun, Pengawasan Laut Indonesia Dinilai Lemah,
• Dirjen Bea Cukai Askolani Tak Berkomentar Terkait Isu Dia Bakal Diganti
• Dampak Ekonomi Lesu, Jumlah Orang Berkurban pada 2025 Lebih Rendah dari Pandemi Covid-19
• Alumni UGM dan Eks PwC yang Garap Coretax Disebut Jadi Dirjen Pajak Baru
#Masyarakat #Kinerja #Prabowo #Ekonomi #pemerintah
BERITA LAINNYA
Ekonomi Global Segini Gaji Fresh Graduate di PwC, Perusahaan Akuntansi Terbesar di Dunia
Infotainment Kondisi terkini Indra Bekti usai mengalami pendarahan otak, Belum Sembuh Total
Pemerintahan Posisi Menko Polkam Kosong, Presiden Prabowo Tunjuk Pejabat Ad Interim
Dalam Negeri Wajib Tahu! Ini Aturan Terbaru KRIS Pengganti Kelas BPJS Kesehatan
Politik Pelesiran saat Kondisi Ekonomi Indonesia Tak Baik, Misbakhun Harus Minta Maaf ke Publik
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.