Febrinanda Putra Pratama, seorang anggota DPRD Kabupaten Seluma, Bengkulu, mengungkapkan bahwa harga eceran BBM telah mencapai Rp30.000 per liter.
Apa yang terjadi? Ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi masalah besar bagi penduduk Provinsi Bengkulu. Akibatnya, harga BBM meroket tinggi. Terjadi antrean panjang kendaraan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang dikenal sebagai SPBU.
Febrinanda Putra Pratama, seorang anggota DPRD Kabupaten Seluma, Bengkulu, mengungkapkan bahwa harga eceran BBM telah mencapai Rp30.000 per liter.
"Saat ini, masyarakat Kabupaten Seluma tengah menghadapi permasalahan serius, yaitu kelangkaan BBM yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir. Di beberapa daerah, harga eceran BBM bahkan sudah mencapai Rp30.000 per liter, suatu angka yang sangat membebani masyarakat kecil, nelayan, petani, dan pelaku usaha lokal," ujar Febrinanda di Bengkulu, yang diambil dari Antara, pada hari Minggu (25/5/2025).
Febrinanda menambahkan, banyak keluhan yang diterima dari warga, sopir transportasi, nelayan, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka semua mengalami kesulitan dalam mencari BBM, dan apabila tersedia, harganya sangat memberatkan. Situasi ini jelas mengganggu aktivitas masyarakat di area tersebut.
"Saya secara terbuka dan pribadi meminta pak bupati untuk langsung berkoordinasi dengan pak gubernur segera memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) serta pihak Pertamina, untuk meminta penjelasan sekaligus solusi cepat atas masalah ini," kata dia.
Kebutuhan BBM, lanjut dia, merupakan urat nadi kehidupan dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Febrinanda mengatakan ketika suplai terganggu, maka seluruh aktivitas sosial dan ekonomi akan lumpuh.
"Saya juga mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau kembali distribusi BBM di daerah, khususnya ke wilayah-wilayah terpencil seperti Kabupaten Seluma. Kami tidak ingin masyarakat terus menjadi korban," ucapnya.
Kemudian di Kota Bengkulu SPBU mengalami kekosongan stok, masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan BBM bahkan dari para pengecer.
"Pagi ini (Minggu 25/5) saya berkeliling SPBU tutup, bahkan di Pertamini (pengecer) juga pada kosong, ada satu yang buka tadi harganya Rp16.000, dan itu pun saya tidak kebagian, kehabisan duluan," kata warga Kota Bengkulu Ny Tria.
Sementara itu, Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) menyatakan, kelangkaan BBM tidak hanya terjadi di Kabupaten Seluma, tapi hampir di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Diduga, kelangkaan ini akibat terhentinya pasokan BBM Pertamina Bengkulu lewat pendistribusian melalui jalur laut. Persoalan itu sebagai imbas dari pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu yang sudah terjadi hampir 2 bulan terakhir.
Sebagai alternatif, Pertamina harus mendistribusikan BBM lewat jalur darat dari provinsi tetangga, dan pendistribusian tersebut tentunya mengalami keterbatasan dan tentunya berbiaya operasional tinggi.
"Kami dari para pengusaha Pertashop mengalami hal yang lebih parah, yakni mengalami keterlambatan pengantaran BBM 7-14 hari dari semula H+1.
Karena pengantaran BBM kami via darat dan lebih jauh yakni dari provinsi seberang yakni Sumatra Selatan, Pertamina telah berupaya maksimal, namun jumlah pasokan masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Bengkulu," kata Ketua Umum DPP HPMPI Steven.
Satu-satunya solusi kata dia penyelesaian segera pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu, sehingga arus keluar masuk kapal bermuatan besar ke pelabuhan bisa kembali lancar, termasuk kapal pengangkut BBM milik Pertamina.
"Kami berharap Pelabuhan Pulau Baai segera kembali normal, sehingga BBM untuk provinsi Bengkulu bisa kembali di suplai dari depot BBM Pulau Baai," ujarnya.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.