Microsoft Indonesia menyatakan bahwa Windows Defender merupakan bagian integral dari Keamanan Microsoft dan telah terbukti menjadi solusi keamanan yang efektif.
Microsoft Indonesia menyatakan bahwa Windows Defender merupakan bagian integral dari Keamanan Microsoft dan telah terbukti menjadi solusi keamanan yang efektif.
Insiden yang terjadi pada 20 Juni ini mendapat perhatian luas, terutama setelah upaya menonaktifkan Windows Defender diidentifikasi sebagai "pintu gerbang" bagi para peretas.
Microsoft India mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa Windows Defender adalah alat keamanan yang kuat dan harus menjadi bagian dari strategi keamanan yang lebih luas.
"Windows Defender melindungi jutaan perangkat setiap hari dari ancaman siber dan kami terus memperbarui serta meningkatkan kapasitasnya untuk menghadapi lanskap ancaman yang kian berkembang," kata perwakilan Microsoft Indonesia.
Microsoft juga menekankan pentingnya mengadopsi praktik kebersihan siber esensial, seperti pengaktifan autentikasi multifaktor, pembaruan sistem yang teratur, serta penerapan prinsip Zero Trust.
Prinsip ini menekankan pada verifikasi dan keamanan setiap titik akses dan data dalam jaringan, yang esensial untuk mencegah akses yang tidak diinginkan serta mendeteksi dan merespons insiden dengan cepat.
Pemakaian Windows Defender di PDNS 2 mendapat sorotan khusus dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan Kominfo dan BSSN. Anggota Komisi I DPR, Sukamta, sempat menyinggung kerentanan sistem berbasis Windows.
"Windows ini kan paling vulnarable," ucap dia.
Namun Wayan Sukerta dari Telkomsigma yang mengelola PDNS 2 menjelaskan, Windows hanya digunakan pada sistem backup dan bukan pada platform cloud utama.
"Di antara host yang kami gunakan, hanya sistem backup yang berjalan di atas Windows, sedangkan layanan utama menggunakan platform cloud lain," jelas Wayan dalam rapat tersebut.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.