Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina (PJPC) juga menyampaikan duka cita. Mereka menyoroti bahwa serangan oleh Israel dianggap sebagai 'kejahatan' terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional.
Jurnalis foto yang sempat terkenal karena menyampaikan pesan yang mengena sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza, Fatima Hassouna, dilaporkan tewas dalam serangan kejam oleh Israel.
Sesuai laporan CNN pada hari Minggu, tanggal 20 April 2025, Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa Fatima telah syahid bersamaan dengan tujuh anggota keluarganya di rumah mereka di kawasan Al Nafaq, Gaza City. Kementerian juga menyebutkan bahwa orang tua Fatima selamat, namun mengalami cedera parah dan saat ini sedang dirawat intensif di rumah sakit.
Hamza Hassouna, sepupu Fatima, mengungkapkan bahwa serangan terjadi pada hari Jumat, 18 April 2025. “Saya sedang duduk ketika tiba-tiba dua roket menghujani area kami. Satu jatuh di sebelahku, dan yang lainnya di ruang tamu,” ungkap Hamza.
Dia menambahkan bahwa rumah yang mereka huni hancur dan menyebabkan kerusakan yang menimpa anggota keluarga yang berada di dalamnya.
Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina (PJPC) juga menyampaikan duka cita. Mereka menyoroti bahwa serangan oleh Israel dianggap sebagai 'kejahatan' terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional.
“Foto-foto luar biasa yang diambil oleh Fatima, yang menggambarkan kehidupan di bawah pengepungan, telah disebarkan secara internasional, menunjukkan jumlah korban akibat serangan tersebut,” demikian pernyataan dari PJPC.
Militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan anggota Hamas, dengan serangan tersebut dianggap sebagai langkah untuk mengurangi risiko demi melindungi warga sipil. “Para teroris ini merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan IDF dan warga sipil Israel,” menurut pernyataan mereka.
Militer Israel selalu berdalih melindungi warga sipil saat menyerang Hamas. Namun, tentara Zionis itu juga menggempur habis-habisan warga dan objek sipil di Jalur Gaza.
Imbas serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, lebih dari 50.000 warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
Selama agresi itu, Fatima mendokumentasikan foto kehidupan sehari-hari warga Gaza di media sosialnya di Instagram dan Facebook. Di salah satu unggahan di Instagram, Fatima menyebut ingin kematian dia menjadi suluh perlawanan agresi Israel.
"Jika saya meninggal, saya ingin kematian saya menggema dan tak sekadar menjadi angka. Saya ingin kematian yang didengar dunia, dampak yang bertahan lama, dan gambar abadi yang tak terkubur oleh ruang dan waktu," tulis Fatima di Instagram pada Agustus 2024.
Fatima juga menjadi subjek film dokumenter baru berjudul 'Put Your Soul On Your Hand And Walk' yang akan tayang di Festival Film Cannes bulan depan.
Sutradara film tersebut, Sepideh Farsi, mengatakan film ini sebagai jendela, yang terbuka melalui pertemuan ajaib dengan Fatima, terhadap pembantaian di Palestina yang sedang berlangsung.
Farsi juga membagikan foto kenangan dirinya dengan Fatima di media sosial. "Gambaran terakhir saya tentang dia adalah senyuman. Saya masih mengingatnya," ujarnya.
Di waktu yang terpisah, Farsi mengatakan Fatima adalah orang yang sangat cerdas dan periang. Dia memiliki senyum yang menawan dan merupakan orang yang optimis secara alami.
Farsi berharap film dokumenter yang digarap akan mengungkap kehidupan Fatima di Gaza dan menjadi penghormatan untuk mengenang jurnalis perempuan itu.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.