Ribuan bom Israel yang belum meledak tersebar di Jalur Gaza. Amunisi tersebut diduga digunakan oleh milisi Gaza sebagai alat peledak rakitan.
Ribuan bom Israel yang belum meledak tersebar di Jalur Gaza. Amunisi tersebut diduga digunakan oleh milisi Gaza sebagai alat peledak rakitan.
Para perwira senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada saluran TV Israel 12 bahwa mereka sedang menyelidiki apakah persenjataan yang tidak meledak digunakan untuk membuat bom yang menewaskan tiga tentara Israel di Gaza utara pada hari Rabu (1 Agustus 2025). Militer Israel mengatakan telah memulai penyelidikan. Sebuah alat peledak digunakan.
Sebuah alat peledak meledak di bawah sebuah tank di Beit Hanoun, menewaskan tiga tentara dan melukai tiga lainnya. Militer Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza sejak melancarkan perang tanpa pandang bulu terhadap kota itu pada Oktober 2023. Hingga 10 persen di antaranya belum meledak, sehingga menimbulkan ancaman tambahan terhadap kehidupan penduduk Gaza.
Menurut Channel 12, angkatan udara Israel telah menjatuhkan hampir 30.000 bom sejak 7 Oktober 2023, sementara ribuan yang dijatuhkan tidak meledak. Laporan itu juga menambahkan bahwa beberapa senjata yang dipasok AS, pemasok senjata terbesar Israel, ditemukan memiliki masalah teknis. “Hampir 40 persen adalah bom yang tidak diarahkan atau 'bodoh'", kata laporan itu.
Penyiar tersebut juga mengklaim bahwa pejuang Hamas telah menggunakan persenjataan yang belum meledak untuk membuat IED, menggunakan keahlian yang diperoleh dari Hizbullah dan Iran. Artileri yang tidak meledak akan menjadi salah satu masalah jangka panjang terbesar Gaza, dengan perkiraan Israel menjatuhkan hampir 500 bom setiap hari.
Dinas Aksi Ranjau Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNMAS) melaporkan pada April 2024 lalu bahwa ada hampir 7.500 ton persenjataan yang tidak dapat dijelaskan tersebar di seluruh Gaza, dan akan memakan waktu hingga 14 tahun untuk menyingkirkannya. Analisis menunjukkan bahwa mungkin ribuan warga Palestina lagi bisa tewas bahkan setelah pertempuran berakhir karena hal ini.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.537 warga Palestina akibat pemboman udara dan darat yang telah menghancurkan wilayah tersebut. Israel juga telah membatasi bantuan penting, sehingga wilayah tersebut berada di ambang bencana kelaparan.
Menurut BBC, meskipun Israel merupakan salah satu pengekspor peralatan militer utama dunia, tentaranya bergantung pada pesawat impor, bom berpemandu, dan rudal untuk melaksanakan apa yang menurut para ahli merupakan salah satu operasi udara paling intens dan merusak dalam sejarah.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.