Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich akan memveto kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang Gaza.
Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich akan memveto kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang Gaza. Sementara itu, seorang pejabat senior Palestina mengatakan kemajuan signifikan telah dicapai dalam perundingan Doha.
Sejak awal Januari, negosiasi tidak langsung terus berlanjut di Doha, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, menuju perjanjian gencatan senjata yang juga akan mencakup pembebasan tahanan Palestina dengan imbalan tahanan Israel di Gaza.
"Perjanjian yang diusulkan adalah malapetaka bagi keamanan nasional Israel," kata Smotrich di X, Senin (13/1/2025). "Kami tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan penyerahan diri yang melibatkan pembebasan teroris berbahaya, penghentian perang, pemborosan pencapaian yang diperoleh dengan susah payah yang dibayar dengan darah, dan menelantarkan banyak sandera yang masih ditawan.
"Sekaranglah saatnya untuk mengintensifkan upaya kita, menggunakan semua kekuatan yang tersedia untuk sepenuhnya mengamankan dan membersihkan Jalur Gaza," lanjut ekstremis sayap kanan Israel itu.
"Kita harus mengambil kendali tegas atas bantuan kemanusiaan untuk mencegah eksploitasi oleh Hamas, dan membuka gerbang neraka di Gaza sampai Hamas menyerah tanpa syarat dan semua sandera dikembalikan dengan selamat."
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar mengatakan bahwa Israel bekerja keras untuk mencapai kesepakatan yang akan memfasilitasi pembebasan para tawanan. Dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Denmark, Lars Lokke Rasmussen, yang sedang berkunjung ke Yerusalem Sa'ar mengatakan "Telah ada kemajuan dalam negosiasi pembebasan para sandera. Israel benar-benar ingin membebaskan para sandera dan bekerja keras untuk mengamankan kesepakatan."
Kemarahan Keluarga Sandera
Anggota keluarga dari sejumlah sandera Israel yang masih ditawan di Gaza, marah dan mengecam Smotrich atas penentangannya terhadap kesepakatan yang sedang dinegosiasikan di Qatar untuk menghentikan pertempuran dan membawa pulang kerabat mereka.
Puluhan anggota keluarga sandera, banyak yang membawa foto-foto orang hilang, berdesakan di ruang komite di parlemen Israel tempat pertemuan komite keuangan diadakan guna membahas anggaran tahun 2025. Sebagian marah, sebagian menangis dan memohon, mereka menyerang Smotrich dalam pertemuan penuh emosi yang berlangsung lebih dari satu jam, menuduhnya meninggalkan 98 sandera Israel dan asing yang masih tertinggal di Gaza.
"Orang-orang yang diculik ini dapat dikembalikan," kata Ofir Angrest, yang saudara laki-lakinya Matan disandera selama serangan dipimpin Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.
"Syarat-syaratnya sudah matang, saatnya untuk berunding, Perdana Menteri sudah mengatakannya. Bagaimana mungkin Anda, Menteri Keuangan, menentang pemulangan semua orang yang diculik ini?"
Kemajuan yang Signifikan
Seorang pejabat senior Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kemajuan signifikan telah dicapai dalam negosiasi untuk mencapai kesepakatan. "Putaran negosiasi saat ini adalah yang paling serius dan mendalam dan telah membuat kemajuan yang signifikan," katanya kepada AFP dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara mengenai masalah tersebut.
Ia mengatakan rancangan perjanjian sedang diselesaikan untuk menyusun rincian berapa banyak sandera yang akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina. Diskusi juga sedang dilakukan mengenai volume bantuan kemanusiaan yang akan dikirim ke Gaza.
Smotrich, anggota sayap kanan koalisi berkuasa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah berulang kali menentang penghentian perang di Gaza, dan secara terbuka menganjurkan dilanjutkannya perang dan pemukiman warga Israel di Gaza. Pernyataan Smotrich menggarisbawahi perpecahan tajam dalam koalisi penguasa Netanyahu mengenai suatu kesepakatan.
Meski begitu, Netanyahu dapat mengumpulkan cukup dukungan untuk meloloskan kesepakatan itu melalui kabinetnya, bahkan tanpa dukungan Smotrich. Pada Minggu, Netanyahu memberi pengarahan kepada Presiden AS Joe Biden yang akan lengser mengenai kemajuan dalam negosiasi di Doha.
"Perdana Menteri berdiskusi dengan Presiden Amerika mengenai kemajuan dalam negosiasi pembebasan sandera kami dan memberi tahu beliau tentang mandat yang telah diberikannya kepada tim negosiasi di Doha, yang bertujuan untuk memajukan pembebasan sandera," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Putaran negosiasi yang diadakan tahun lalu berulang kali gagal menghasilkan kesepakatan. Di antara poin-poin utama yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan tersebut adalah ketidaksepakatan mengenai gencatan senjata permanen di Gaza, serta skala bantuan kemanusiaan untuk wilayah Palestina.
Aspek lain yang menghambat kesepakatan tersebut termasuk kembalinya warga Gaza yang mengungsi ke rumah mereka, penarikan pasukan Israel dari wilayah Palestina, dan pembukaan kembali penyeberangan perbatasan.
Netanyahu terus-menerus menolak penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan tetap menentang pemerintahan Palestina di wilayah tersebut. Bahkan saat negosiasi berlanjut di Doha, pasukan Israel terus menggempur Gaza setiap hari.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.