Genosida di Gaza Lebih Parah dari Kasus Penembakan Trump
15 Juli 2024 | Author : Susanti
Foto: Antara/Xinhua/Mahmoud Zaki/aww
Mau tak mau aku berpikir bahwa cedera kecil pada satu orang saja dapat mengganggu dunia.
Mau tak mau aku berpikir bahwa cedera kecil pada satu orang saja dapat mengganggu dunia. Namun pada saat yang sama, puluhan ribu orang kehilangan nyawa secara tragis, dan mereka yang berbicara paling keras tetap diam.
Penembakan mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump pada acara kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13 Juli 2024) tidak sebanding dengan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza.
Trump hanya menderita luka ringan, peluru hanya menembus bagian atas telinga kanannya, tidak seperti jutaan peluru yang menghujam tubuh warga Gaza. Bahkan, setelah insiden Trump masih bisa melanjutkan perjalanannya ke Milwaukee untuk Konvensi Nasional Partai Republik. Tak sebanding dengan penderitaan masyarakat Gaza, yang jauh lebih menyakitkan.
Jenazah berserakan di jalan, tak sedikit dalam keadaan hangus terbakar, ada pula yang kondisinya tidak utuh. Para pengungsi juga mesti berbaris untuk mendapatkan makanan yang didistribusikan oleh dapur umum setempat. Setiap harinya, anak-anak hingga orang dewasa membawa wadah untuk mendapatkan makanan. Mereka mesti berebut dan berdesakan karena persediaan bantuan yang menipis.
Mantan Presiden AS Donald Trump usai penembakan
Lucunya, insiden penembakan Trump malah lebih banyak menuai simpati dari berbagai pihak, tak terkecuali Presiden Joe Biden, pesaing Trump. Ia dengan lantang, mengutuk keras insiden penembakan tersebut. Biden menegaskan tak ada toleransi bagi kekerasan macam ini.
"Saya bersyukur mendengar bahwa dia selamat dan baik-baik saja. Tidak ada tempat bagi kekerasan semacam ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya,"kata Biden dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Minggu (14/7/2024).
Simpati untuk Trump juga mengalir deras dari sejumlah pemimpin dunia. Dari Eropa, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pada Minggu bahwa dia 'kaget dengan pemandangan yang mengerikan' pada kampanye tersebut. “Kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak mempunyai tempat di masyarakat kita,” kata Starmer yang baru terpilih sebagai perdana menteri pada awal bulan ini.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mendoakan agar Trump cepat sembuh. Presiden Argentina Javier Milei juga bersuara, ia menyalahkan kelompok 'sayap kiri internasional' usai percobaan pembunuhan itu. Tak ketinggalan, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan sangat prihatin dengan serangan terhadap sahabatnya. “Kekerasan tidak memiliki tempat dalam politik dan demokrasi,” kata Modi.
Ironis! Sikap serupa tidak disuarakan lantang oleh para pemimpin dunia terhadap Israel yang sudah membinasakan banyak nyawa tak berdosa di Gaza, Palestina. Kabar terbaru, setidaknya ada 141 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, kini jumlah korban tewas keseluruhan mencapai 38.584 orang, menurut laporan Kementerian Kesehatan setempat pada Minggu (14/7/2024).
Orang-orang membawa seorang korban di lokasi yang menurut warga Palestina merupakan serangan Israel di sebuah kamp tenda di daerah Al-Mawasi, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.