Bahaya Konsumsi Obat Terlarang, Ini Gangguan Mental Akibat Penggunaan Narkotika
28 Juni 2024 | Author : Susanti
Foto: pexels.com
Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat mengungkapkan motif musisi Virgoun Tambunan Putra VTP (38) menggunakan narkotika jenis sabu
Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat mengungkapkan motif musisi Virgoun Tambunan Putra VTP (38) menggunakan narkotika jenis sabu untuk menurunkan berat badannya.
Lantas, apa saja dampak negatif dari konsumsi narkoba bagi kesehatan mental? simak selengkapnya!
Depresi
Depresi ditandai dengan perasaan bersedih, perasaan putus asa, pesimis, perasaan bersalah, tidak berharga, kesulitan berkonsentrasi, mengingat dan membuat keputusan, pikiran bunuh diri bahkan percobaan bunuh diri.
Beberapa studi menunjukkan bahwa narkoba golongan opioid dapat memberikan efek euforia semu yang bersifat sesaat akibat rangsangan di otak.
Namun pada penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan ambang batas rasa bahagia atau muncul toleransi sehingga dibutuhkan lebih banyak obat lagi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Jika hal ini terus berlanjut, maka, yang akhirnya muncul adalah disforia alias perasaan murung, sedih, tidak puas diri, depresi hingga resiko bunuh diri.
Skizophrenia
Skizofrenia ditandai dengan distorsi pikiran, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia ditandai dengan adanya halusinasi penglihatan, pendengaran, atau merasakan sesuatu yang tidak ada.
Gejala lain dari skizofrenia dapat berupa delusi, dan juga perilaku abnormal seperti penampilan aneh, bicara tidak koheren, berkeliaran, bergumam atau tertawa sendiri, pengabaian diri..
Pada penggunaan ganja, bahan kimia psikoaktif dalam ganja yaitu delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) berinteraksi dengan reseptor di otak, yaitu hippocampus, otak kecil dan ganglia basal.
Oleh karena itu, ketika seseorang menyalahgunakan ganja, maka timbul gangguan pada keterampilan motorik, perubahan suasana hati, distorsi waktu, penurunan memori, dan kesulitan berpikir serta memecahkan masalah.
Penggunaan ganja dapat menimbulkan paranoid, gejala psikotik seperti pemikiran tidak teratur (disorganized), halusinasi, dan delusi. Seseorang yang menggunakan ganja jangka panjang dapat berkembang menjadi skizofrenia4.
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis dari rasa senang (gejala mania) yang ekstrim menjadi depresi yang parah, ataupun sebaliknya.
Gangguan bipolar dapat muncul sebagai komorbiditas bagi seseorang dengan penyalahgunaan zat, namun juga dapat muncul sebagai dampak penyalahgunaan narkoba itu sendiri.
Gangguan bipolar sangat erat kaitannya dengan ketergantungan alkohol dan obat-obatan lainnya seperti kokain, amfetamin, opiat dan ganja.
Penggunaan narkoba dapat memicu ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga mempengaruhi kerja otak.
Setelah efek obat hilang maka penggunanya akan merasa sangat lelah, lapar, mudah tersinggung, bingung secara mental dan depresi. Penggunaan jangka panjang kokain dan sabu dapat menyebabkan paranoia.
Demensia Pada Otak
Demensia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif tersebut mempengaruhi memori, proses pikir, orientasi, kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan pengambilan keputusan.
Penggunaan ganja mengakibatkan perubahan pada fungsi kognitif seseorang, dengan gejala defisit dalam pembelajaran verbal, penurunan daya ingat (memori) dan perhatian.
Ekstasi (MDMA) dan sabu yang merupakan zat stimulansia, menyebabkan peningkat energi dan distorsi indra tubuh.
Zat tersebut secara signifikan merusak sistem dopamin di otak, sehingga menimbulkan masalah dengan memori dan proses pembelajaran, gerakan dan regulasi emosional.
Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan pengguna mengalami halusinasi, kecemasan, kebingungan dan penurunan daya ingat.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.