Foto: Sri Prakash Lohia terlihat sedang melakukan percakapan (Foto: Act Consulting)
Dari sebuah pabrik benang di Purwakarta, Sri Prakash Lohia sukses membangun Indorama menjadi raksasa global. Sebagai bos Indorama, ia bukan hanya mengubah arah industri tekstil Indonesia, tetapi juga menancapkan pengaruh di sektor petrokimia, pupuk, hingga energi bersih. Perjalanan hidup dan bisnisnya menjadi bukti bahwa visi jangka panjang dan keberanian mengambil risiko dapat mengantarkan seseorang ke puncak dunia industri.
Dari Kolkata ke Purwakarta
Sri Prakash Lohia lahir di Kolkata, India, pada 11 Agustus 1952. Setelah menempuh pendidikan di bidang perdagangan, ia pindah ke Indonesia pada awal 1970-an bersama keluarganya. Saat itu, ia memulai bisnis kecil berupa pabrik benang di Purwakarta, Jawa Barat. Langkah sederhana ini menjadi pondasi lahirnya Indorama, yang kelak berkembang menjadi salah satu perusahaan multinasional terbesar di dunia.
Lahirnya Indorama Corporation
Didirikan pada 1973 dengan nama Indo-Rama Synthetics, perusahaan ini awalnya fokus pada produksi benang pintal. Seiring waktu, Indorama memperluas bisnis ke produksi polyester, PET resin, serta serat sintetis. Visi panjang dan kepemimpinan Sri Prakash Lohia membawa perusahaan kecil di Purwakarta menjelma menjadi Indorama Corporation, grup industri global yang hadir di lebih dari 30 negara.
Ekspansi Global Indorama
Indorama kini dikenal sebagai salah satu pemain utama di sektor:
Petrokimia, termasuk produksi resin PET dan olefin di Asia dan Afrika.
Pupuk & Kimia Industri, yang mendukung sektor agrikultur dan manufaktur.
Tekstil & Serat Sintetis, yang tetap menjadi bisnis inti sejak awal berdiri.
Produk Kesehatan, termasuk sarung tangan medis yang dibutuhkan pasar global.
Keragaman bisnis ini membuat Indorama mampu bertahan menghadapi perubahan pasar sekaligus memperkuat posisi Sri Prakash Lohia di jajaran konglomerat dunia.
Langkah Strategis 2025
Tahun 2025 menjadi periode penting bagi Indorama. Beberapa langkah strategis dilakukan, antara lain:
Akuisisi di India: Mengambil alih saham produsen kemasan besar untuk memperkuat pasar pengemasan Asia Selatan.
Investasi Blue Ammonia di Amerika Serikat: Proyek senilai miliaran dolar untuk membangun fasilitas energi bersih yang mendukung transisi menuju industri ramah lingkungan.
Transformasi Operasional: Melalui program efisiensi dan optimalisasi bisnis agar tetap tangguh menghadapi persaingan global.
Indorama di Indonesia
Meski berekspansi ke berbagai negara, Indonesia tetap menjadi basis penting Indorama. Lewat PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), perusahaan ini mengoperasikan pabrik di Purwakarta dan menyerap ribuan tenaga kerja. Perusahaan terus menyesuaikan diri dengan dinamika pasar tekstil dunia, meski menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga bahan baku dan ketatnya persaingan.
Kekayaan dan Pengaruh
Dengan kekayaan yang mencapai belasan miliar dolar AS, Sri Prakash Lohia tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Namun, lebih dari sekadar angka, pengaruhnya terlihat dari bagaimana Indorama berkontribusi dalam industri petrokimia, tekstil, pupuk, dan energi bersih di berbagai negara.
Tantangan dan Prospek
Kerajaan bisnis Indorama tidak lepas dari tantangan: harga bahan baku yang fluktuatif, biaya logistik global, hingga perubahan iklim yang memengaruhi produksi. Meski begitu, diversifikasi bisnis dan ekspansi ke sektor energi ramah lingkungan membuat prospek Indorama tetap cerah.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.