Setahun Berlalu Perang Israel-Hamas hingga Iran-Hizbullah Terlibat

Bagikan
26 Desember 2024 | Author : Sussant Susanti
Foto: idetimes.com
Lebih dari setahun telah berlalu sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Beberapa bulan setelah serangan tersebut, yang dikenal sebagai “badai Al-Aqsa,” perang meningkat di tanah Palestina, khususnya Jalur Gaza
Lebih dari setahun telah berlalu sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Beberapa bulan setelah serangan tersebut, yang dikenal sebagai “badai Al-Aqsa,” perang meningkat di tanah Palestina, khususnya Jalur Gaza, menewaskan puluhan ribu orang dan mengancam akan meningkat di wilayah lain di Timur Tengah.

Setelah konflik berbulan-bulan dan puluhan ribu kematian, pertempuran antara Israel dan Hamas terus berlanjut. Berlarut-larutnya perang ini membawa risiko berkelanjutan bahwa Timur Tengah dapat terjerumus ke dalam perang yang lebih besar yang melibatkan banyak negara dan kelompok.

Ulasan berikut mencoba memberikan gambaran tentang apa yang terjadi sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Konflik baru yang telah berlangsung selama lebih dari setahun ini menyebabkan eskalasi antara Israel dan Iran dan konflik terbuka dengan Hizbullah Lebanon.

Sebuah tank Merkava milik Pasukan Israel (IDF) yang hancur di pagar perbatasan Jalur Gaza dalam momen serangan Banjir Al Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023.

Berikut ini bukanlah kronologi yang lengkap, tetapi bertujuan untuk menangkap beberapa momen paling menonjol dalam konflik yang menghancurkan tersebut:

Serangan Hamas dan Balasan Israel

Pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan pembebasan Palestina, Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan, mengamuk di tengah masyarakat dan menewaskan 1.200 orang.

Menurut penghitungan Israel, sekitar 250 orang dibawa kembali ke Gaza, tempat mereka ditawan. Status para sandera menjadi isu utama konflik yang kembali terjadi.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel sedang berperang dan memerintahkan serangan udara di Gaza, bersamaan dengan pengepungan total wilayah yang berpenduduk padat di wilayah kantung (envelope) Palestina tersebut.

Ledakan di Kota Gaza saat Israel melancarkan serangan udara sebagai pembalasan serangan Hamas pada 7 Oktober 2024.

Serangan Darat Israel ke Gaza

Pada tanggal 13 Oktober 2023, Israel memberi tahu penduduk Kota Gaza, tempat tinggal lebih dari satu juta orang, untuk mengungsi dan pindah ke selatan.

Pada hari yang sama, pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bergerak ke Jalur Gaza dalam apa yang digambarkan sebagai penyerbuan darat (ground invasion).

Sebuah ledakan di Rumah Sakit al Ahli di Kota Gaza pada tanggal 17 Oktober 2023 memicu kemarahan di dunia Arab, tetapi ada ketidaksepakatan dan kebingungan tentang siapa yang berada di baliknya.

Kemudian pada bulan yang sama Israel melancarkan serangan darat berskala besar di Gaza, menandai dimulainya invasinya ke wilayah tersebut.

Pada tanggal 15 November 2023, pasukan Israel memasuki rumah sakit terbesar di Gaza, al Shifa, di Kota Gaza.

Penyerbuan IDF ke fasilitas kesehatan ini terjadi setelah pengepungan yang berlangsung selama beberapa hari di mana staf medis mengatakan pasien termasuk bayi yang baru lahir meninggal karena kekurangan listrik dan pasokan.

Warga Palestina berjalan di area Rumah Sakit al Shifa di Gaza City yang hancur diserang Israel.

IDF mengatakan rumah sakit tersebut telah digunakan untuk menyembunyikan markas bawah tanah Hamas, sebuah klaim yang dibantah oleh staf rumah sakit.

Dalam beberapa minggu berikutnya, semua rumah sakit yang masih berfungsi bagian utara Gaza berhenti beroperasi.

Gencatan Senjata

Setelah berminggu-minggu bertempur, Israel dan Hamas mengumumkan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut.

Mereka sepakat untuk menghentikan pertempuran selama empat hari untuk menukar sandera perempuan dan anak-anak yang ditawan di Gaza dengan perempuan dan remaja Palestina yang ditahan atau dipenjara oleh Israel dengan alasan keamanan, dan mengizinkan masuknya lebih banyak bantuan.

Gencatan senjata tersebut pada akhirnya akan diperpanjang selama seminggu secara total dan mengarah pada pembebasan 105 sandera dan sekitar 240 tahanan Palestina.

Perang kembali terjadi pada 1 Desember 2023. Beberapa hari kemudian, pasukan Israel melancarkan serangan darat besar pertama mereka di Gaza selatan, di pinggiran kota Khan Younis.

Pada 6 Desember 2023, 22 anggota keluarga yang sama tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Dua hari kemudian, AS memveto tuntutan Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan segera.

Pada 15 Desember 2023, tiga sandera Israel tewas oleh pasukan IDF yang secara keliru justru menembaki mereka yang merupakan warganya sendiri.

Dua dari mereka tewas dalam tembakan pertama, sementara yang ketiga tewas 15 menit kemudian setelah didesak untuk keluar oleh IDF dan kemudian ditembaki.

AS meluncurkan jet-jet tempur dalam serangan udara ke wilayah Yaman yang mereka klaim menargetkan markas kelompok Houthi.

AS dan Inggris Lancarkan Serangan Udara di Yaman
Serangan berkelanjutan terhadap pengiriman Laut Merah oleh pemberontak Houthi selama ini menyebabkan kekhawatiran besar bagi perdagangan internasional.

Pada 11 Januari 2024, AS dan Inggris melancarkan puluhan serangan udara di Yaman sebagai balasan. Kelompok Houthi mengatakan lima pejuang mereka telah tewas dalam serangan awa AS-Inggris tersebut, dan bersumpah untuk melanjutkan serangan mereka terhadap pengiriman barang.

Pada hari yang sama, Mahkamah Internasional (ICJ) mendengarkan pernyataan pembukaan dalam kasus di mana Afrika Selatan menuduh Israel melakukan kampanye genosida yang dipimpin negara terhadap penduduk Palestina. Israel membantah tuduhan tersebut.

Jumlah Korban Tewas Melampaui 30.000 Per Februari
Pada tanggal 22 Januari 2024, 21 tentara IDF tewas di Gaza tengah dalam satu insiden --hari paling mematikan bagi pasukan Israel sejak perang dimulai.

Pada akhir Februari 2024, kementerian kesehatan di Gaza mengatakan jumlah kematian di wilayah tersebut sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat di atas 30.000 jiwa.

Dikatakan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak dan memperingatkan bahwa angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Saat itu ada kekhawatiran internasional yang meluas tentang rencana Israel untuk melancarkan serangan militer ke kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta orang berlindung.

Hingga Februari 2024, jumlah korban kekejaman pasukan Zionis di Jalur Gaza sudah menembus angka 30.000 jiwa.

PBB memperingatkan bahwa kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara dan mengatakan 1,1 juta orang kelaparan.

Pada tanggal 1 April 2024, tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen tewas dalam serangan militer Israel di Gaza. Tiga warga negara Inggris termasuk di antara yang tewas.

Investigasi Israel menemukan bahwa asumsi yang salah, kesalahan pengambilan keputusan, dan pelanggaran aturan keterlibatan telah mengakibatkan kematian mereka.

Iran dan Israel Saling Serang

Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran memuncak pada bulan April 2024. Teheran menuduh kalau serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di ibu kota Suriah, Damaskus, telah menewaskan beberapa perwira Iran termasuk seorang jenderal tinggi.

Sebagai balasan, negara itu meluncurkan rentetan puluhan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada tanggal 13 April 2024. Tapi sebagian besar berhasil dicegat, klaim Israel.

Di tengah kekhawatiran internasional tentang krisis regional, Israel menanggapi dengan menyerang sejumlah target di Iran.

Teheran mengecilkan dampak serangan di dekat pangkalan udara militer utama dan situs nuklir di pusat kota Isfahan, tetapi foto satelit menunjukkan radar pertahanan udara terkena serangan.

Seorang pria berjalan melewati spanduk bergambar peluncuran rudal dari representasi peta Iran yang diwarnai dengan bendera Iran, di pusat kota Teheran, pada 15 April 2024.

Juga pada bulan April, puluhan ribu orang ikut serta dalam protes antipemerintah di Israel, mendesak Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk pembebasan sandera. Hal ini menyusul demonstrasi lain selama berbulan-bulan terhadap pemerintah.

Negosiasi di Kairo Gagal Hasilkan Gencatan Senjata
Negosiasi di ibu kota Mesir yang bertujuan agar Israel dan Hamas menyetujui persyaratan gencatan senjata menjadi sorotan pada awal Mei.

Harapan terjadinya terobosan ketika Hamas mengumumkan telah menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Mesir dan Qatar pupus setelah seorang pejabat Israel menyebutnya sebagai 'tipu muslihat'.

Orang-orang di jalan Rafah merayakan setelah pengumuman Hamas, tetapi beberapa jam kemudian militer Israel mengatakan sedang melakukan serangan di kota itu.

Kemarahan dunia internasional dan negara-negara Arab membuncah setelah serangan Israel di Rafah menewaskan 45 orang.

Postingan yang marak di media sosial terkait serangan brutal Israel ke Rafah, Jalur Gaza selatan pada akhir Mei 2024.

"Ada kemarahan internasional setelah serangan udara Israel di Rafah menewaskan 45 orang pada akhir Mei," tulis ulasan SkyNews.

Menurut petugas medis Palestina, serangan itu mengenai tenda-tenda pengungsi dan otoritas yang dipimpin Hamas di Gaza mengatakan 'sebagian besar' korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

Netanyahu mengatakan itu adalah 'kesalahan tragis'. Sementara kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNWRA) mengatakan kota itu telah menjadi 'neraka di bumi' setelah serangan mematikan di sana.

Baca Juga
• Kuwait Minta Warganya Segera Tinggalkan Lebanon Imbas Ketegangan Dengan Israel
• Menuju Puncak Haji,Pemerintah Madinah Fokuskan Jemaah Pindah ke Mekah
• Sebut 'Sepuluh Perintah Tuhan' , Trump Ingin Terlihat Religius Jelang Debat Perdana
• Setahun Berlalu Perang Israel-Hamas hingga Iran-Hizbullah Terlibat
• Biden Mundur Dari Perncapresan AS, Trump Harapkan Hal Ini
#Perang #Israel #Hamas #Iran #Hizbullah #perang #genosida #freepalestine
13 Agustus 2024
Marak Pengguna Judol, AS di Ambang Krisis Perjudian
29 Mei 2024
Spanyol Resmi Akui Negara Palestina, Ungkap Keputusan Bersejarah
21 Mei 2024
Netanyahu Resmi Bakal Ditangkap ICC, Biden Bela Israel Tak Lakukan Genosida
11 Mei 2024
Miliaran Dolar Senjata AS Disetop, Israel Bersikeras Tetap Lakukan Serangan Ke Rafah
20 September 2023
Satu tahun setelah kematian Ratu Elizabeth II, Raja Charles III Kenang Pengabdian
14 Agustus 2023
Konflik Selama 7 Tahun, Angelina Jolie Resmi Cerai Dengan Brad Pitt, Singgung Harta Gono-Gini
BERITA LAINNYA
Luar Negeri Senyum Pertama Raja Charles III Usai Didiagnosa Kanker
Infotainment Terbaru! Menyusul Helena Lim, Suami Artis Sandra Dewi jadi Tersangka Korupsi Timah
Politik Bertemu Prabowo, Kemlu Yordania Luncurkan Situs Web Khusus KTT Gaza
Infotainment Diisukan Kena Santet, Jenazah Stevie Agnecya, Meninggal dengan Senyum
Luar Negeri Seskab Teddy Indra Wijaya Perkenalkan Diri ke Joe Biden
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.