Perdana Menteri Ukraina juga menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi pengeluaran anggaran negara yang prioritas.
Ukraina telah memperoleh pinjaman sebesar 1 miliar euro dari Uni Eropa (UE) berdasarkan program Extraordinary Revenue Acceleration (ERA) yang diprakarsai oleh kelompok 7 negara maju (G7). Dana tersebut akan dikembalikan dengan menggunakan keuntungan dari aset Rusia yang telah dibekukan. Rusia mengkritik langkah itu sebagai tindakan pencurian.
"Uni Eropa telah memberikan bantuan sebesar 1 miliar euro kepada Ukraina dalam program ERA. Ini merupakan transaksi ketiga dari inisiatif G7 dengan pengembalian melalui keuntungan dari aset Rusia yang telah dibekukan," ungkap Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada Rabu (9/4/2025).
Perdana Menteri Ukraina juga menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi pengeluaran anggaran negara yang prioritas. "Secara total, dalam program ERA, para sekutu Eropa telah memberikan 5 miliar euro kepada Ukraina," tambahnya di saluran Telegramnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia terus menerus mengecam penguncian dana kedaulatan Rusia di Eropa, menganggapnya sebagai tindakan pencurian. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Moskow dapat merespons dengan membekukan aset milik negara-negara Barat di Rusia.
Uni Eropa terus Menekan Rusia
Sebelumnya, Uni Eropa menggelar pertemuan puncak dan menegaskan kembali bahwa kelompok negara tersebut tetap berkomitmen mempertahankan tekanan terhadap Rusia melalui sanksi lebih lanjut. Mereka juga memperkuat penegakan tindakan yang bertujuan untuk melemahkan kapasitas Moskow dalam mempertahankan konflik dengan Ukraina, selain akan tetap membekukan aset Rusia berdasarkan hukum UE.
Sebanyak 26 dari 27 negara anggota Uni Eropa menandatangani kesimpulan dari pertemuan puncak tersebut. Para penandatangan menegaskan kembali pendekatan perdamaian melalui kekuatan mereka yang bertujuan memastikan bahwa Ukraina mempertahankan posisi sekuat mungkin dengan kemampuan militer dan pertahanannya yang tangguh sebagai komponen penting.
Sementara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas mendesak para pemimpin Uni Eropa mengubah dukungan verbal terhadap Ukraina menjadi tindakan konkret dengan menekankan perlunya bantuan militer nyata, termasuk amunisi, untuk mendukung sektor pertahanan Ukraina.
Beberapa pemimpin Uni Eropa memang telah menyatakan dukungannya terhadap Ukraina. Namun Kaja Kallas menekankan perlunya tindakan yang selaras dengan kata-kata, dan mencatat bahwa rencana realistis akan melibatkan 5 miliar euro untuk amunisi.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.