Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membahas proyek subsidi bahan bakar minyak RON 92 atau Pertamax.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membahas proyek subsidi bahan bakar minyak RON 92 atau Pertamax. Ini merupakan langkah pemerintah untuk mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar beroktan tinggi.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan skema subsidi bahan bakar Pertamax akan dibahas pada rapat Kabinet hari ini. Meski begitu, Dadan tidak menjelaskannya secara detail.
Yang pasti subsidi ini dimaksudkan agar masyarakat bisa beralih dari bahan bakar inferior yakni Pertalite ke Pertamax. Apalagi dalam konteks pencemaran udara di DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini sedang menjadi perdebatan opini masyarakat.
(Pembahasan subsidi Pertamax) diharapkan karena hari ini ada rapat kabinet,†kata Dadan saat rapat di Gedung Kementerian ESDM, Senin (22/28/2023).
Seperti diketahui, Malaysia mensubsidi bahan bakar berkualitas tinggi dengan nilai oktan (RON) 95 atau setara Pertamax Plus yang dulu dijual oleh PT Pertamina (Persero). Tidak diragukan lagi, harga bahan bakar berkualitas tinggi di Malaysia lebih murah. Bahkan, lebih murah dibandingkan harga BBM nonsubsidi setara Pertamax (92 RON) di Indonesia.
CEO ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, berdasarkan penelusurannya, harga BBM RON 95 di Malaysia pada Desember 2022 bahkan dijual di bawah Rp 10.000/liter.
Harga bahan bakar ini berlaku ketika harga minyak antara $75 dan $79/barel. Tentu saja lebih murah dibandingkan harga BBM nonsubsidi Pertamax (RON 92) yang sebesar Rp 13.900 per liter pada Desember 2022. Sedangkan di Indonesia, harga BBM bersubsidi setara Pertalite (RON 90) adalah Rp 10.000/liter.
“Harga bahan bakar setara bensin RON 95 di Malaysia berada di bawah Rp 10.000 per liter pada Desember 2022, saat harga minyak rata-rata $75-79 per barel,†demikian hasil riset ReforMiner. Institute, dikutip Kamis (1 Mei 2023).
Selain mensubsidi BBM dengan angka oktan (RON) 95, Malaysia juga mensubsidi solar dengan angka setana (CN) di atas 51 atau setara dengan Pertamina Dex.
Sedangkan Indonesia memberikan subsidi dan offset untuk bahan bakar bensin dengan RON 90 atau setara Pertalite, subsidi solar (CN 48) dan minyak tanah (kerosene).
Dia mengatakan, harga BBM di Malaysia dihitung berdasarkan sistem Automated Pricing Mechanism (APM). Dengan menggunakan sistem APM, harga bahan bakar di Malaysia berubah seminggu sekali, tergantung harga minyak mentah dan tingkat subsidi yang ditetapkan pemerintah.
“Harga bahan bakar di Malaysia dihitung menggunakan Automatic Pricing Mechanism (APM) yang berubah setiap minggu berdasarkan rata-rata harga minyak dan besaran subsidi yang ditetapkan pemerintah Malaysia,†ujarnya.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.