Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Dokter Australia Ceritakan Pemandangan Menakutkan di Rumah Sakiti Gaza

Bagikan
17 Maret 2025 | Author : Redaksi
Foto: Anadolu Agency
Dr. Mohammad Awad dan Dr. Chris Holden adalah salah satu dari sedikit orang Australia yang berhasil mencapai Gaza di tengah pertempuran antara Hamas dan Israel.
Para dokter asal Australia yang berada di garis depan sistem kesehatan di Jalur Gaza yang terpuruk menjelaskan situasi mengerikan di tengah gencatan senjata yang rentan dan masih bisa dibatalkan dalam wilayah yang dilanda konflik tersebut.

Neurosurgeon, Dr. Mohammad Awad dan Dr. Chris Holden adalah salah satu dari sedikit orang Australia yang berhasil mencapai Gaza di tengah pertempuran antara Hamas dan Israel.

Akses ke area tersebut sangat dibatasi karena Israel mengawasi ruang udara, perairan di sekitarnya, serta dua dari tiga jalur perbatasan Gaza, sedangkan satu lainnya dikelola oleh Mesir.

Dr. Awad baru saja kembali ke Melbourne setelah dua pekan menjadi relawan di rumah sakit-rumah sakit Gaza, yang banyak di antaranya kewalahan, kekurangan tenaga medis, serta tidak memiliki peralatan dan sumber daya yang memadai, demikian dilaporkan oleh SBS News, seperti dikutip Senin (17/3/2025).

"Anda sering melihatnya di TV dan media sosial, tetapi sangat berbeda ketika melihatnya langsung. Itu benar-benar mengagetkan," ujarnya kepada SBS.

"Tingkat kehancuran yang ada hampir terasa tidak nyata; saya rasa Anda tidak akan pernah benar-benar siap sampai melihatnya dengan mata sendiri," imbuhnya.

Selama di Gaza, Awad terutama menangani pasien dengan tumor otak atau gangguan tulang belakang yang tidak tertangani akibat perang, serta korban luka tembak di kepala atau tulang belakang, dan cedera akibat pecahan peluru.

Ia menggambarkan kebutuhan medis di Gaza sebagai sesuatu yang sangat mendesak, dengan rumah sakit penuh sesak oleh pasien rawat inap dan rawat jalan, serta banyak orang lainnya yang hanya 'berkeliaran di sekitar rumah sakit tanpa tempat lain untuk pergi'.

Sebagian besar wilayah Gaza juga mengalami pemadaman listrik dan kesulitan mendapatkan air bersih sepanjang perang berlangsung.

Sistem Kesehatan Gaza Runtuh
Dr. Holden, yang selama sebulan terakhir menjadi relawan di Gaza bersama Palestinian Australian New Zealand Medical Association (PANZMA), mengaku terkejut melihat tingkat kehancuran serta runtuhnya sistem layanan kesehatan di wilayah yang diblokade itu.

"Ada tantangan besar di lapangan. Banyak infrastruktur fasilitas medis yang hancur... dan yang tersisa pun kewalahan. Ditambah dengan blokade pasokan yang masuk, rumah sakit menjadi sangat kekurangan sumber daya," kata Holden kepada SBS.

Ia menambahkan, kehancuran serta lumpuhnya sistem kesehatan itu mengakibatkan 'banyak kematian dan penderitaan yang seharusnya bisa dicegah'.

Salah satu pasien yang ia tangani adalah seorang anak perempuan berusia enam tahun yang mengalami luka di wajah, kepala, dan mata kirinya setelah proyektil menghantam tenda tempat keluarganya mengungsi.
Tak Ada Mesin MRI di Gaza
Menurut Awad, tidak ada satu pun mesin pemindai MRI --alat medis yang sangat penting-- yang berfungsi di seluruh Jalur Gaza. Semua mesin yang ada mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki akibat perang.

"Sebagai ahli bedah saraf, kami sangat bergantung pada pemindaian MRI untuk melihat kondisi otak dan tulang belakang pasien. Namun, karena tidak tersedia, kami harus mengambil keputusan hanya berdasarkan pemindaian CT scan, yang jauh lebih sulit," jelasnya.

"Melakukan operasi pada anak-anak dengan tumor otak hanya dengan bantuan CT scan benar-benar menjadi tantangan besar," ia melanjutkan.

Para dokter setempat mengalami kelelahan luar biasa, kehabisan tenaga, dan banyak yang belum memiliki pengalaman atau pelatihan internasional yang cukup.

Bagi Awad, meninggalkan Gaza adalah pengalaman yang 'dilematis mengharukan'.

Ia berharap tetap bisa berkomunikasi dengan para dokter di sana dan memberikan dukungan jarak jauh dalam penanganan pasien.
Baca Juga
• Fakta Terbaru Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, Tak ada Bukti Sabotase
• AS Tegaskan tidak Terlibat dalam Pembunuhan Ismail Haniyeh
• Balasan Untuk Trump, China Terapkan Tarif 34 Persen atas Produk Impor Asal AS
• Popularitas Meghan Markle menurun, Pangeran Harry mengajaknya berkompetisi
• 1000 Bayi Tewas akibat Serangan Israel di Gaza Sepanjang 2023
#Dokter #Australia #Horor #Gaza #palestine #freepalestine #rumahsakit #genosida
BERITA LAINNYA
Dalam Negeri Kementerian Transmigrasi dan LPDP siapkan Beasiswa Untuk Generasi muda Mengabdi Di Kawasan Transmigran
Infotainment Nagita Slavina Disenggol Sarah Sechan, Rieta Amilia Beri Nasihat Ini
Hiburan Simak! Lirik Lagu Chk Chk Boom - Stray Kids dengan Terjemahannya
Infotainment Nikita Mirzani Marah-marah Naik Bus Eropa, Begini Kronologinya
Infotainment Mayang Diduga Lakukan Wawancara Settingan, Ini Kata Netizen
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.