Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Lantangkan Protes Perang di Ukraina Lewat Puisi, Rusia Penjarakan Gadis 19 Tahun

Bagikan
21 April 2025 | Author : Redaksi
Foto: Dmitry Kolezev/Twitter
Pada bulan Desember 2022, saat usianya masih 17 tahun, Kozyreva menyemprotkan kalimat, “Pembunuh, kalian telah menghancurkannya. Yudas,” menggunakan cat hitam pada sebuah patung yang terdiri dari dua hati yang terhubung, yang ditempatkan di depan Museum Hermitage di Saint Petersburg.
Pengadilan di Rusia telah memberikan hukuman penjara mendekati tiga tahun bagi Daria Kozyreva, seorang aktivis muda yang memanfaatkan puisi dan grafiti dari abad ke-19 sebagai bentuk protes terhadap perang di Ukraina.

Saat memberikan kesaksian di pengadilan pada hari Jumat (18/4/2025), seorang saksi yang dilansir oleh Reuters menyatakan bahwa Kozyreva, yang berusia 19 tahun, dinyatakan bersalah karena dianggap telah secara berulang kali mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia setelah ia menempelkan poster yang berisi bait-bait puisi dari Ukraina di alun-alun dan juga menjalani wawancara dengan Sever.Realii, layanan berbahasa Rusia dari Radio Free Europe.

Dia mendapatkan hukuman dua tahun delapan bulan penjara. Berdasarkan transkrip persidangan yang disiapkan oleh Mediazona, sebuah outlet berita independen, Kozyreva menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan menyebut tuntutan yang dikenakan padanya sebagai sebuah rekayasa besar. “Saya tidak bersalah. Saya memiliki hati nurani yang bersih,” ujarnya, menurut transkrip yang dirilis oleh Mediazona. “Karena kebenaran tidak pernah bisa dianggap bersalah.”

Pada bulan Desember 2022, saat usianya masih 17 tahun, Kozyreva menyemprotkan kalimat, “Pembunuh, kalian telah menghancurkannya. Yudas,” menggunakan cat hitam pada sebuah patung yang terdiri dari dua hati yang terhubung, yang ditempatkan di depan Museum Hermitage di Saint Petersburg. Patung ini merepresentasikan hubungan kota tersebut dengan Mariupol, sebuah kota di Ukraina yang mengalami kerusakan parah akibat pengepungan di awal tahun itu.

Pada awal 2024, setelah didenda 30.000 rubel atau lebih dari Rp6 juta karena memposting tentang Ukraina secara daring, Kozyreva dikeluarkan dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Saint Petersburg.

Sebulan kemudian, pada peringatan dua tahun perang, ia menempelkan selembar kertas yang berisi penggalan syair Taras Shevchenko, bapak sastra Ukraina modern, pada patungnya di taman Saint Petersburg: “Oh kuburlah aku, lalu bangkitlah / Dan patahkan rantai berat kalian / Dan siram dengan darah para tiran / Kebebasan yang telah kalian peroleh.”

Kozyreva segera ditangkap dan ditahan dalam tahanan praperadilan selama hampir satu tahun, hingga ia dibebaskan pada bulan Februari ini ke tahanan rumah.

Dihukum karena Mengutip Puisi

Natalia Zviagina, Direktur Amnesty International untuk Rusia, mengatakan putusan itu merupakan pengingat mengerikan lainnya tentang seberapa jauh otoritas Rusia akan bertindak untuk membungkam pertentangan damai terhadap perang mereka di Ukraina.

“Daria Kozyreva dihukum karena mengutip puisi klasik Ukraina abad ke-19, karena menentang perang yang tidak adil, dan karena menolak untuk tetap diam,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Kami menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat Daria Kozyreva dan semua orang yang dipenjara berdasarkan 'undang-undang sensor perang'” tambahnya

Menurut penghitungan Memorial, kelompok hak asasi manusia Rusia pemenang Hadiah Nobel, Kozyreva saat ini merupakan salah satu dari sekitar 234 orang yang dipenjara di Rusia karena sikap antiperang. Penangkapan atas tuduhan memata-matai dan mengumpulkan data sensitif juga semakin sering terjadi di Rusia sejak memulai invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

Evan Gershkovich, seorang wartawan di Wall Street Journal, ditangkap tahun lalu atas dugaan mencoba memperoleh rahasia militer dan didakwa melakukan spionase, yang dapat dijatuhi hukuman hingga 20 tahun. Saat ini ia ditahan sambil menunggu persidangan. Amerika Serikat telah menetapkannya sebagai ‘penahanan yang salah’ dan sedang mengupayakan pembebasannya.

Jurnalis Rusia-Amerika Alsu Kurmasheva juga ditangkap Oktober lalu dan tengah menunggu persidangan atas dakwaan termasuk tidak mendaftar sebagai agen asing. Ia juga ditahan sambil menunggu persidangan.
Baca Juga
• Anggota DPR AS Usut Trump yang Disebut Terima Hadiah Jet Mewah dari Qatar
• Sidang PUIC ke-19 Resmi Dibuka, Indonesia Dorong Dukungan Nyata untuk Palestina
• Wow! Jennifer Lopez dan Usher Tampil Di Jeddah dengan Pertunjukan Musik Heboh
• Seorang Jurnalis Perempuan Palestina Tewas Dalam Serangan Israel
• 87 Truk Bantuan Masuk ke Gaza, Setelah 81 Hari Blokade Militer Israel
#Perang #Ukraina #Puisi #Rusia #perangglobal #europe
BERITA LAINNYA
Hiburan Moving Tamat, Ini Peran Han Hyo Joo Selanjutnya di Drama Terbaru Dominant Species
Teknologi Ponsel Luxury! Galaxy Z Fold 6 dan Z Flip 6 Bawa Teknologi Terbaru
Teknologi Terbaru! Google Akan Rilis Pixel 9a di Sejumlah Negara
Politik Kunjungi KPK, Begini Respons Bobby Ketika Disentil soal Blok Medan
Hiburan Gandeng Sang Pacar, Sam Smith Ditolak Masuk Pesta Met Gala 2024
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.